Rabu, 27 November 2013

Event Tree Analysis

Event tree analysis
Adalah teknik analisis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi urutanperistiwa dalam skenario kecelakaan yang potensial. ETA menggunakan struktur pohon logikavisual yang dikenal sebagai pohon kejadian (ET). Tujuan dari ETA adalah untuk menentukanapakah suatu kejadian akan berkembang menjadi sebuah kecelakaan serius atau jika peristiwatersebut dapat dikendalikan oleh sistem keselamatan dan prosedur yang diterapkan dalam desainsistem. ETA dapat menghasilkan berbagai kemungkinan hasil keluaran dari sebuah kejadianawal, dan dapat memprediksi kemungkinan terjadinya kecelakaan untuk setiap hasil keluaran.

Definisi-definisi pada Teknik ETA Accident scenario
Serangkaian kejadian yang akhirnya mengakibatkan kecelakaan. Urutan kejadian dimulai dengankejadian awal (pemicu) dan biasanya diikuti oleh satu atau lebih peristiwa penting lainnya yangakhirnya mengarah ke keadaan akhir yang tidak diinginkan (terjadi sebuah kecelakaan).

Initiating event (IE)
Kesalahan atau peristiwa yang tidak diinginkan yang memulai awal dari rangkaian kecelakaan.IE dapat mengakibatkan kecelakaan tergantung pada sukses tidaknya pelaksanaan metodepenanggulangan bahaya yang dirancang ke dalam sistem.

Pivotal events
Peristiwa perantara penting yang terjadi antara kejadial awal dan kecelakaan akhir. PEmerupakan kejadian gagal maupun sukses dari metode keselamatan yang ditetapkan untuk mencegah IE agar tidak mengakibatkan sebuah kecelakaan. Jika peristiwa penting bekerjadengan sukses, itu menghentikan kecelakaan skenario dan disebut sebagai peristiwameringankan. Jika peristiwa penting gagal bekerja, maka skenario kecelakaan diperbolehkanuntuk kemajuan dan disebut sebagai acara memberatkan.

Probabilistic risk assessment (PRA)
Metode analisis yang komprehensif, terstruktur, dan logis untuk mengidentifikasi danmengevaluasi risiko pada system teknologi yang kompleks. Tujuan PRA adalah identifikasisecara terperinci terperinci dan penilaian skenario kecelakaan dengan analisis kuantitatif.

Event tree (ET)

HIRAC Hazard Identification Risk Assessment and Control

HIRAC adalah sebuah akronim. Kepanjangannya adalah Hazard Identification Risk Assessment and Control. Jadi ada tiga bagian utama dalam HIRAC, yaitu: upaya melakukan identifikasi terhadap bahaya dan karakternya, dilanjutkan dengan melakukan penilaian resiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu merekomendasikan upaya.

Hazard (bahaya) didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian berupa cidera atau sakit”.

Risk (resiko) merupakan hasil dari kemungkinan sebuah bahaya menjadi  kecelakaan dikombinasikan dengan tingkat keparahan cidera/sakit pada sebuah kecelakaan yang terjadi. Resiko tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa ditekan menjadi seminimal mungkin.

Secara umum resiko dikategorikan menjadi tiga. Resiko rendah, resiko sedang, dan resiko tinggi. Pekerjaan bisa dilakukan bila mempunyai resiko rendah. Bila dari hasil penilaian diketahui bahwa resiko sebuah pekerjaan adalah “sedang” atau “tinggi”, maka pekerjaan tidak boleh di laksanakan. Harus diambil tindakan pengendalaian agar resiko sedang atau tinggi tersebut turun menjadi resiko rendah, barulah pekerjaan bisa dilaksanakan.
Untuk dapat menghitung nilai resiko, perlu mengetahui dua komponen utama yaitu Likelihood (kemungkinan) dan Severity (tingkat keparahan) yang masing masing-mempunyai nilai cakupan poin satu sampai lima.

Control (pengendalian) adalah upaya pengendalian untuk menekan resiko menjadi serendah mungkin. Pengendalian dilakukan secara sistematis mengikuti hirarki pengendalian yaitu: eliminasi, substitusi, rekayasa engineering, administrasi, dan APD.

HIRAC sendiri harus dibuat dan dipersiapkan sebelum pekerjaan dimulai. HIRAC bisa dibuat berdasarkan imajinasi terhadap sebuah pekerjaan yang akan dilaksanakan. Semakin berpengalaman seseorang dalam sebuah pekerjaan, bisa dipastikan semakin akurat imajinasinya dalam mengidentifikasi bahaya.

HIRAC harus ditinjau secara berkala untuk memastikan tetap sesuai dengan kondisi pekerjaan terkini. Apa bila diketahui bahwa banyak hazard yang tidak teridentifikasi pada HIRAC yang ada, maka lakukan revisi HIRAC.

Pihak yang terlibat dalam pembuatan HIRAC adalah Engineering Department (persiapan dan pembuatan), HSE Department (saran dan pengawasan), Lapangan (pelaksanaan dan revisi), Management (Legitimasi).
Ketika HIRAC telah selesai, sesegera mungkin dikomunikasikan dan diinformasikan kepada semua pihak secara proporsional. Komunikasi bisa melalui toolbox meeting, papan pengumuman, training, dll.

HIRAC merupakan dokumen yang penting karena itu pastikan identitasnya (penomoran) jelas dan diarsipkan dengan rapih baik dalam bentuk hardcopy ataupun softcopy.

SOURCE: http://igedesumantra999.wordpress.com/2011/01/26/hirac/

Jumat, 05 Juli 2013

TATA TULIS KARYA ILMIAH

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

a. Baku
- Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan

b. Logis
- Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal

c. Kuantitatif
- Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti

d. Tepat
- Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda

e. Denotatif
- Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif

f. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya benar

g. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf

EJAAN
- Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata
- Jadi, bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan
- Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca)

Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. pemakaian huruf
2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3. penulisan kata
4. penulisan unsur serapan
5. pemakaian tanda baca

KALIMAT
- adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh
- fungsi kalimat : menyampaikan pesan
- unsur-unsur komunikasi : pengirim, penerima, sarana (tidak terpengaruh bahasa daerah, tidak rancu, logis, lengkap)

PARAGRAF
= adalah kelompok kalimat yang merupakan bagian langsung dari sebuah karangan, terdiri atas satu pikiran utama yang dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas, dan tersusun secara sistematis-logis

1. Deduktif
- Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran penjelas

2. Induktif
- Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama

3. Paragraf Campuran
- Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian

4. Paragraf Deskriptif
- Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan  demikian, inti uraian tersebut baru bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan menyimpulkannya

MORFOLOGI
1) Pengertian
- Adalah Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari atau membicarakan tentang seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu

2) Fungsi
- Untuk mengetahui bagaimana perubahan-perubahan bentuk kata, baik dari fungsi gramatik maupun semantik
- Mengetahui bagaimana seluk-beluk kata
- mengetahui bagaimana suatu arti yang timbul akibat peristiwa gramatik
- Mempelajari peristiwa-peristiwa umum, peristiwa yang berturut-turut terjadi, atau dengan kata lain sebagai sistem dalam bahasa

3) Tujuan
- Membahas masalah morfem dan kata
- Membahas masalah unit-unit gramatikal
- Membahas masalah prinsip pengenalan morfem
- Membahas masalah klasifikasi morfem
- Membahas masalah proses morfologis
- Membahas masalah morfofonemik
- Membahas masalah fungsi dan makna
- afiksasi. Membahas masalah kategori kata

WACANA
a) Kelompok kalimat yang berkaitan, berfungsi untuk:
- menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lain sehingga membentuk kesatuan

b) wacana mengandaikan adanya penyapa dan pesapa

c) Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran

d) dibagi atas  wacana lisan dan  wacana tulisan

e) Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa pidato, ceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainya

f) Wacana tulisan yang bersifat interaksi antara lain polemik dan surat-menyurat antara ilmuwan serta sastrawan

g) Karangan ilmiah bisa disebut juga wacana ilmiah

Kamis, 04 Juli 2013

FIRE EMERGENCY AUDIT

EVALUASI KESIAPAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 

- umum
- arsitektonis dan lingkungan bangunan
- peralatan dan proteksi kebakaran
A. sistem deteksi & alarm
B. sistem sprinkler otomatis
C. persediaan air dan pompa kebakaran
D. alat pemadam api ringan
E. hidrant dalam & luar
F. sistem pemadam khusus
G. sumber daya listrik darurat


- sarana jalan keluar
- bahan lapis penutup / interior
- kompartemenisasi
- sumber-sumber potensi kebakaran
- warehouse
- perlindungan ruang komputer / pemrosesan data
- housekeeping
- fire safety management

Selasa, 16 April 2013

KISI-KISI TPL

1. Penelitian KTI
- Adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya
- Karya ilmiah yaitu karya tulis berdasarkan penelitian
- KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN PENULIS
> penulisannya berdasarkan hasil penelitian
> pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
> Karangan mengandung masalah yang  sedang dicarikan pemecahannya
> Baik dalam penyajian maupun dalam  pemecahan masalah digunakan metode  tertentu
> Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur  dan cermat
> Bahasa yang digunakan hendaklah benar,  jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak  terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk  salah tafsir

2. Pembuatan KTI

- SYARAT KARANGAN ILMIAH
> penulisannya berdasarkan hasil penelitian
> Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
> Karangan mengandung masalah yang  sedang dicarikan pemecahannya
> Baik dalam penyajian maupun dalam  pemecahan masalah digunakan metode  tertentu
> Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur  dan cermat
> Bahasa yang digunakan hendaklah benar,  jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak  terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk  salah tafsir

3. Tentang non penelitian

>> BENTUK KTI SELAIN PENELITIAN
= ARTIKEL ILMIAH
= TINJAUAN ILMIAH
= Ilmiah POPULER
= PRASARAN Ilmiah
= BUKU Pelajaran
= MODUL
= TERJEMAHAN

4. Tentang fungsi / isi laporan

- Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan ayng dikemukakan penulisnya
- Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pimpinan dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari laporan yang diterimanya
- Bagi seorang pimpinan, laporan dapat mempersingkat jarang dan waktu
- Laporan berfungsi juga sebagai penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat penyebarannya
- Laporan merupakan wahan yang sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif
- Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan

5. Tentang kutipan

> Kutipan adalah suatu hal yang tidak akan pernah terlepas dalam hal pembuatan tulisan oleh sebab itu aturan mengutip sangat di tekankan untuk menghindari plagiatisme yang bisa saja terjadi
> Kutipan dibedakan menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung

6. Tentang karya tulis
- KARYA ILMIAH
- Karya ilmiah yaitu karya tulis berdasarkan penelitian
- TERBAGI menjadi 3: Bagian  lengkap pendahuluan, Bagian isi atau pembahasan, Bagian lengkap penutup

7. Tentang daftar pustaka/bibliografi

A. BIBLIOGRAFI
- Bibliografi atau daftar pustaka yaitu sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap
B. CARA MEMBUAT DAFTAR PUSTAKA

- Daftar pustaka disusun sesuai abjad, nama penulis diketik rapat ke kiri, baris berikutnya diketik menjorok ke dalam, jika terdapat dua buku atau artikel dengan penulis yang sama, maka buku atau artikel kedua dan seterusnya tidak perlu ditulis namapenulisnya lagi, tetapi cukup dengan memberi garis saja
- Arifiyanto, Dwi. 2013. Handout Materi Kuliah Fasilitas Sarana K3. Indramayu: Akamigas Balongan

8. Karangan ilmiah

- Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu
A. Syarat karangan ilimiah
1) penulisannya berdasarkan hasil penelitian
2) Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
3) Karangan mengandung masalah yang  sedang dicarikan pemecahannya
4) Baik dalam penyajian maupun dalam  pemecahan masalah digunakan metode  tertentu
5) Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur  dan cermat
6) Bahasa yang digunakan hendaklah benar,  jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak  terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk  salah tafsir
B. Jenis – jenis karangan
1) Kertas Kerja
2) Artikel
3) Skripsi, Tesis dan disertasi
4) Laporan

9. 3 besar dalam karya ilmiah jelaskan

A. Bagian  lengkap pendahuluan
1) Halaman  Judul
2) Halaman  Moto
3) Halaman Pengesahan
4) Kata  Pengatar
5) Daftar  Isi
6) Daftar  Tabel
7) Daftar  Gambar
8) Arti  Lambang  atau  Singkatan
9) Absrak
B. Bagian isi atau pembahasan
1) Latar Belakang
2) Perumusan  Masalah
3) Ruang Lingkup  Masalah
4) Tujuan Penelitian
5) Metode Penelitian
6) Sistematika  Penulisan
7) Bab Pembahasan
8) Bab Kesimpulan dan Saran
C. Bagian lengkap penutup.
Daftar pustaka dan lampiran 

10. Pembuatan surat lamaran kerja

KTI NON PENELITIAN (BENTUK-BENTUK)

PRASARAN ILMIAH
1. SYARAT:
- SEMINAR TINGKAT KOTA KABUPATEN
- PESERTA SEDERAJAT
- PENGESYAHAN KETUA SEMINAR
- DAFTAR HADIR DILAMP
2. ADA PENGESYAHAN KEPALA SEKOLAH


KOMPONEN PRASARAN ILMIAH

- ADA PERMASALAHAN YG FAKTUAL
- ADA KONSEP/TEORI YG MENDASARI
- DIDUKUNG DATA YANG RELEVAN
- PEMBAHASAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DIDUKUNG TEORI DAN DATA LAPANGAN YG RELEVAN
- PENUTUP ATAU SIMPULAN
- PUSTAKA YANG DIRUJUK

SISTEMATIKA DAN ISI PRASARAN

- DI BIDANG PENDIDIKAN
- TOPIK MENYESUAIKAN PANTIA PENYELENGGARA SEMINAR
- ADA HAL YANG DIMASALAHKAN
- ADA TEORI, TEMUAN DATA YG RELEVAN
- ADA PEMBAHASAN/KAJIAN
- ADA KESIMPULAN

TULISAN ILMIAH POPULER

- PERMASALAHAN DI BIDANG PENDDK
- URAIAN TEORI DARI HAL YG DIPERMASALAHKAN
- URAIAN FAKTA DARI HAL YG DIPERMASALAHKAN
- UPAYA PEMECAHAN MASALAH
- GAGASAN PENULIS TAMPAK JELAS
- KESIMPULAN

BUKU PELAJARAN

- BUKU YG BERISI BAHAN ATAU MATERI PELAJARAN

SYARAT/KRITERIA

- DITERBITKAN [ISBN]
- ADA PENGESAHAN DARI DIKNAS
- PUSAT (DEPDIKNAS) atau  
- DINAS PENDIDIKAN PROPINSI
- PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH
- ISI SESUAI KURIKULUM

KAIDAH PENULISAN BUKU PELAJARAN
- BUKU YG BERISI BAHAN/MATERI PELAJARAN YG DIGUNAKAN SBG PEGANGAN, BAIK PEGANGAN POKOK MAUPUN PELENGKAP DALAM BELAJAR-MENGAJAR
- KAIDAH ISI:
1. CAKUPAN ISI SESUAI KURIKULUM
2. URUTAN SAJIAN SESUAI KRKLUM
3. TINGKAT KESULITAN SESUAI THP PEMBELAJARAN

KAIDAH/TEKNIK PENULISAN

- MENGGUNAKAN BHS INDONESIA BAKU
- MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF
- MENGGUNAKAN HURUF YG STANDAR
- DILENGKAPI CONTOH
- DILENGKAPI DEGAN GAMBAR YANG MEMPERJELAS MATERI

ANATOMI BUKU PELAJARAN

- BAGIAN PENDAHULUAN: PRAKATA/KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI
- PENJELASAN TUJUAN BUKU PELAJARAN
- PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
- PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

SISTEMATIKA BUKU PELAJARAN

A. BAGIAN PENDAHULUAN

- Halaman pengesahan
- Kata Pengantar Daftar Isi  
- Tujuan Pembelajaran
B. BAGIAN ISI
- Judul/sub judul
- Uraian singkat Isi Pokok Materi
- Uraian Isi Pelajaran
- Ringkasan Isi
- Latihan/Tugas/Soal
C. BAGIAN PENUNJANG

- Daftar Pustaka

MODUL
- LEMBARAN TERTULIS YANG BERISIKAN BAHAN ATAU MATERI PELAJARAN YANG DISUSUN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA DAPAT DIPAKAI BELAJAR SECARA MENDIRI OLEH SISWA ATAU PEMBACA MODUL

SYARAT MODUL

- Pengesahan Dinas Pend. Propinsi
- Pengesahan Kepala Sekolah
- Sesuai dgn Isi Kurikulum

KERANGKA/SISTEMATIKA:

A. Bagian Pendahuluan
- Tujuan Pembelajaran Umum
- Tujuan Pembelajaran Khusus
- Rincian Kegiatan Belajar
- Petunjuk Belajar

KAIDAH PENULISAN MODUL
- LEMBARAN TERTULIS YG BERISI MATERI/BAHAN AJAR DISUSUN SECARA SISTEMATIS SHG DAPAT DIPAKAI BELAJAR MANDIRI
- DISUSUN SECARA SPESIFIK DGN PETUNJUK YG RINCI DAN BAHASA YG KOMUNIKATIF

PERANGKAT MODUL

- BUKU/LEMBAR PETUNJUK SISWA
- BUKU/LEMBAR ISI MATERI BAHASAN
- BUKU/LEMBAR KERJA SISWA
- BUKU/LEMBAR EVALUASI
- BUKU/LEMBAR PEGANGAN TUTOR

KOMPONEN MODUL

- JUDUL
- PRAKATA
- PETUMJUK PENGGUNAAN MODUL
- TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
- KEMAMPUAN PRASYARAT
- PRETEST
- TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN
- ISI BAHASAN
- KGIATAN BELAJAR
- RANGKUMAN
- TES
- SUMBER MEDIA YG DPT DIGUNAKAN
- TEST AKHIR DAN UMPAN BALIK
- RANCANGAN PEMBELAJARAN REMEDIAL
- DAFTAR PUSTAKA

DIKTAT

- BAHAN AJAR SUATU MATA PELAJARAN ATAU BIDANG STUDI YANG DIPERSIAPKAN GURU SECARA TERTULIS UNTUK MEMPERMUDAH ATAU MEMPERKAYA MATERI BIDANG STUDI ATAU PELAJARAN YANG DISAMPAIKAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KAIDAH PENULISAN DIKLAT

- BAHAN AJAR YG DIPERSIAPKAN GURU SCR TERTULIS UNTUK MEMPERMUDAH/MEMPERKAYA MATERI AJAR/BIDANG STUDI YG DISAMPAIKAN GURU DLM PEMBELAJARAN
- DISUSUN UNTK KALANGAN SENDIRI
- DIEDARKAN SECARA TERBATAS
- CAKUPAN/ISI TERBATAS

DIKTAT PELAJARAN

- SYARAT: Sesuai dengan kurikulum, Belum ada di buku pelajaran, paket, Sifat menambah
- SISTEMATIKA : Bagian awal, Bagian Isi, Bagian Penunjang

PROSES PENULISAN BUKU PELAJARAN, MODUL & DIKTAT

- TAHAP PERSIAPAN: MENENTUKAN MATERI YG DITULIS, MENENTUKAN SASARAN TULISAN, MENENTUKAN PANJANG TULISAN, MENYIAPKAN KOMPONEN YG DIPERLUKAN
- TAHAP PENULISAN AWAL: MEMBUAT KERANGKA, MEMBUAT DRAF TULISAN
- MENYEMPURNAKAN DRAF DGN UPAYA MEMPERHATIKAN BERBAGAI MATERI POKOK ISI BUKU
- MELAKUKAN KAJI MATERI DAN KETERBACAAN KEPADA PAKAR
- REVISI DAN PERBAIKAN

KTI NON PENELITIAN

BENTUK KTI SELAIN PENELITIAN
= ARTIKEL ILMIAH
= TINJAUAN ILMIAH
= Ilmiah POPULER
= PRASARAN Ilmiah
= BUKU Pelajaran
= MODUL
= TERJEMAHAN

ARTIKEL ILMIAH YG DIPUBLIKASIKAN

- hasil penelitian, konseptual, media massa

MASALAH YG DIHADAPI
- BAHASA DAN TATA TULIS ilmiah ARGUMENTATIF TEORI YANG RELEVAN KEMAMPUAN MEMBAHAS DAN MENGANALISIS MASALAH ARAH DARI KESIMPULAN YANG TEPAT

KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH

- substansi dan teknik penulisan

ARTIKEL DI JURNAL ILMIAH

- BAHASA DAN SAJIAN FORMAL
- SISTEMATIKA SESUAI SILINGKUNG
- FAKTA HARUS FAKTUAL, OBYEKTIF
- MENGGUNAKAN METODE ILMIAH
- DIDASARI TEORI YANG RELEVAN
- KAJIAN/PEMBAHASANNYA LOGIS
- KESIMPULAN TEPAT DAN JELAS

SISTEMATIKA ARTIKEL ILMIAH PENELITIAN

- ABSTRAK
- PENDAHULUAN
- METODE PENELITIAN
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- SIMPULAN
- DAFTAR PUSTAKA

CARA MENULIS TINJAUAN ILMIAH

- Merumuskan pokok persoalan
- Membuat kerangka karangan
- Mencari teori yg relevan
- Menentukan judul yg sesuai
- Mengembangkan kerangka karangan
- Mengalimatkan gagasan
- Mengoreksi dan merevisi

MERUMUSKAN MASALAH
- BERPANGKAL PADA TOPIK
- SEBAIKNYA KALIMAT TANYA
- TOPIK: UPAYA MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DALAM PBM
- MASALAH: UPAYA APA YG DAPAT DITEMPUH AGAR DAPAT MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DALAM PEMBELAJARAN?

MEMBUAT KERANGKA KARANGAN

- SISTEMATIS PROPORSIONAL
- TIDAK TERJADI PENGULANGAN
- DISUSUN SELARAS DGN TOPIK
- KERANGKA INTI: PENDAHULUAN,TEORI, PEMBAHASAN, PENUTUP
- PENDAHULUAN:
A. LATAR BELAKANG MASALAH; KONDISI KEDISIPLINAN PBM, PENTINGNYA DISIPLIN PBM, PENTINGNYA UPAYA MENUMBUHKAN DISIPLIN, PELAKSANAAN PBM
B. RUMUSAN MASALAH
- KERANGKA TEORITIS: KONSEP DISIPLIN FUNGSI DAN PERAN DISIPLIN, DISIPLIN GURU DALAM PBM
- PEMBAHASAN: IDE/GAGASAN TENTNG UPAYA/CARA/ METODE MENUMBUHKAN DISIPLIN GURU DLM PBM
- KESIMPULAN: Disesuaikan dgn bahasan dan masalah
- DAFTAR PUSTAKA: Buku yg dirujuk

MEMBUAT JUDUL

- MENCERMINKAN ISI
- BERUPA PERNYATAAN
- TIDAK LEBIH DARI 14 KATA
- JELAS, PADAT MAKNA, TIDAK AMBIGU
- MENARIK
- TIDAK lebih dari 15 kata

MENGEMBANGKAN KERANGKA KARANGAN

- MENGALIMATKAN GAGASAN
- GAGASAN PENULIS DI DUKUNG DATA DAN TEORI YG SDH ADA
- MEMPERHATIKAN BAHASA DAN TATATULIS PROPORSIONAL
- ISI DENGAN PROSENTASE TERTINGGI

SISTEMATIKA ULASAN ILMIAH

- PENDAHULUAN: MASALAH FAKTUAL RUMUSAN MASALAH
- KAJIAN TEORI: KEMUKAKAN TEORIYANG RELEVAN
- PEMBAHASAN: KEMUKAKAN IDEA/GAGASAN/PIKIRANPENULIS
- KESIMPULAN: SIMPULAN SESUAI DGNMASALAH DAN BAHASAN
- DAFTAR PUSTAKA: SESUAI YANG DIGUNAKAN

KARYA ILMIAH PENELITIAN

KARYA ILMIAH
- Karya ilmiah yaitu karya tulis berdasarkan penelitian
- TERBAGI menjadi 3: Bagian  lengkap pendahuluan, Bagian isi atau pembahasan, Bagian lengkap penutup

KETERANGAN SINGKAT
- Kata  Pengantar berfungsi  sebagai surat pengantar kepada pembaca yang  isinya berbagai hal mengenai karya tulis tersebut
- Daftar Isi merupakan gambaran isi secara singkat. Judul-judul  bab ditulis dengan hurup kapital, judul-judul subbab di tulis dengan hurup kecil kecuali huruf awal kata
- Abstark berisi garis besar dari karya tulis. Isinya lebih singkat daripada kesimpulan
- Bab Pendahuluan berfungsi  untuk menarik perhatian pembaca  dan memberikan  arahan  terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan
- Bab pembahasan / isi merupakan tubuh karangan  yang mempunyai  bagain yang sangat esensial
- Kesimpulan dan saran  merupakan inti dari uraian  yang telah dijelaskan  dalam tubuh. Kesimpulan  harus dirumuskan  secara jelas  dan tegas.  Begitu pula dengan saran,  kepada siapa ditujukan, dan kemungkinan adanya  perbaikan
- Daftar pustaka merufakan  daftar buku atau artikel yang menunjang hasil pengamatan penulis. Daftar Pustaka memuat ( nama  pengarang dibalik. Tahun terbit. Judul buku digaris bawahi atau dicetak miring. Tempat penerbit: penerbit

PROPOSAL
- adalah suatu sarana atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk  mengerjakan atau melakukan  suatu pekerjaan
- BENTUK: formal, semiformal, nonformal

PROPOSAL BENTUK FORMAL
- Bagian pelengkap pendahuluan
a. Sampul dan halaman judul
b. kata pengantar
c. ikhtisar (abstrak)
d. daftar isi
e. penegasan permohonan

- Isi Proposal
a. Pembatasan masalah
b. Latar belakang
c. Tujuan
d. Luas-lingkup
e. Anggapan dasar
f. Metodologi
g. fasilitas
h. personalia (panitia)
i. keuntungan dan kerugian
j. Waktu dan biaya

- Bagian pelengkap/Penutup

a. Daftar pustaka
b. Lampiran
c. tabel dll

ISI PROPOSAL
- Nama kegiatan
- Dasar pemikiran
- Tujuan dan manfaat
- Ruanglingkup
- Waktu dan tempat kegiatan
- Penyelenggara atau panitia
- Anggaran biaya
- Penutup

LAPORAN
- Laporan adalah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau kelompok orang setelah menyelesaikan tugas yang di berikan
- Laporan berpungsi sebagai:
1. Alat penanggung jawaban secara tertulis
2. Alat pendokumentasian data
3. Alat studi banding
4. Alat pengambilan keputusan
5. Melatih berpikir sistematis

1. LAPORAN FORMAL

A. Bagian Pendahuluan

= Halaman Judul (judul, maksud dan tujuan penulisan, identitas penulis, intansi asal, kota penyususnan, tahun);
= Halaman pengesahan (jika perlu);
= Halaman motto/semboyan;
= Halaman persembahan;
= Kata pengantar;
= Daftar isi;
= Daftar tabel;
= Daftar Grafik;
= Daftar gambar;
= Abstrak (uraian singkat tentang isi laporan)

B. Bagian Isi

= Bab I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Pembatasan masalah
1.4 Rumusan masalah
1.5 Tujuan dan manfaat   
= Bab II : Kajian pustaka
= Bab III: Metode
= Bab IV : Pembahasan
= Bab V  : Penutup

C. Bagian akhir

= Daftar pustaka;
= Daftar lampiran
= Indeks (daftar istilah)

2. LAPORAN INFORMAL
A. Laporan Kunjungan, berisi:

- Judul laporan;
- Tujuan;
- Waktu pelaksanaan;
- Hasil yang diperoleh;

B. Laporan percobaan

- Judul percobaan;
- Pelaksanaan : waktu, tempat
- Urusan kerja
- Data yang di peroleh
- Kesimpulan

C. Laporan diskusi, berisi:

- Topik   
- Moderator
- Penyaji
- Jumlah Peserta
- Maslah yang muncul
- Pemecahan masalah
- Kesimpulan

DASAR-DASAR KARYA ILMIAH

PENGERTIAN KARYA ILMIAH
- Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah
- Adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya

SYARAT
- penulisannya berdasarkan hasil penelitian
- Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
- Karangan mengandung masalah yang  sedang dicarikan pemecahannya
- Baik dalam penyajian maupun dalam  pemecahan masalah digunakan metode  tertentu
- Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur  dan cermat
- Bahasa yang digunakan hendaklah benar,  jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak  terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk  salah tafsir

KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN PENULIS

- Masalah yang diteliti dan dibahasnya
- Metode Penelitian
- Teknik Penulisan Karangan Ilmiah
- Penguasaan bahasa yang baik

LAPORAN ILMIAH

- Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang lain
- Laporan dapat berbentuk lisan dan tulisan
- Laporan Ilmiah merupakan laporan yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan

JENIS KARANGAN/LAPORAN ILMIAH

- Kertas Kerja
- Artikel
- Skripsi, Tesis dan disertasi
- Laporan

FUNGSI LAPORAN

- Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan ayng dikemukakan penulisnya
- Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pimpinan dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari laporan yang diterimanya
- Bagi seorang pimpinan, laporan dapat mempersingkat jarang dan waktu
- Laporan berfungsi juga sebagai penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat penyebarannya
- Laporan merupakan wahan yang sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif
- Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan

PENULISAN KARYA ILMIAH, Mengacu pada:
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD)
- Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)

PENULISAN KATA

- Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya
- Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serankai
- Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu
- Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai
- Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-)
- Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya
- Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya
- Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya
- Partikel per yang berarti “tiap” dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
- Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan Terbatas), SD (Sekolah Dasar)
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik
- Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik
- Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik
- Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital

PENULISAN KATA SERAPAN

- Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 golongan:
1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia
2. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia

BIBLIOGRAFI DAN CATATAN KAKI

CATATAN KAKI DAN BIBLIOGRAFI
- Komposisi2 yang di karang oleh Prof.Dr Gorys Keraf, menjelaskan bagaimana tehnik seorang penulis dalam melengkapi sebuah karyanya. dibutuhkan beberapa hal yang perlu di cermati
- seperti: pengumpulan data, Kutipan dan footnote

PENULISAN YG HARUS DIPERHATIKAN

- Teknik pengumpulan data
- Wawancara dan angket
- Observasi dan penelitian lapangan
- Penelitian pendapat
- Penelitian kepustakaan
- Mekanisme perpustkaan

PENGUMPULAN DATA

- wawancara dan observasi

REFERENSI

- Buku katalogs
- Indeks majalah
- Indeks harian
- Kamus umum
- Ensiklopedia umum
- Pencatatan data

KUTIPAN

- Kutipan adalah suatu hal yang tidak akan pernah terlepas dalam hal pembuatan tulisan oleh sebab itu aturan mengutip sangat di tekankan untuk menghindari plagiatisme yang bisa saja terjadi
- Kutipan dibedakan menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung

FOOTNOTE

- Catatan kaki (footnote) adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah
- Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi
- Nama belakang penulis, Judul buku, (tempat : Penerbit, Tahun), Halaman

BIBLIOGRAFI

- Bibliografi atau daftar pustaka yaitu sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap

CARA MEMBUAT DAFTAR PUSTAKA

- Daftar pustaka disusun sesuai abjad, nama penulis diketik rapat ke kiri, baris berikutnya diketik menjorok ke dalam, jika terdapat dua buku atau artikel dengan penulis yang sama, maka buku atau artikel kedua dan seterusnya tidak perlu ditulis namapenulisnya lagi, tetapi cukup dengan memberi garis saja
- Arifiyanto, Dwi. 2013. Handout Materi Kuliah Fasilitas Sarana K3. Indramayu: Akamigas Balongan

Senin, 15 April 2013

SAFETY INSPECTION

SAFETY INSPECTION
- Inspeksi merupakan metoda terbaik untuk menemukan permasalahan dan mengevaluasi risikonya sebelum kecelkaan atau kerugian terjadi

TUJUAN

- Mengidentifikasi potensi permsalahan pada pekerja atau tempat kerja yang tidak diantisipasi sewaktu merancang atau menganalisis tugas
- Mengidentifikasi kekurangan pada peralatan (unsafe condition)
- Mengidentifikasi tindakan pekerja tidak aman (unsafe practices)
- Mengidentifikasi efek dari perubahan (modifikasi) pada proses material atau peralatan (melihat apa yang tejadi)
- Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada koreksi (remedial actions) yang telah dilakukan terhadap potensi permasalahan baru
- Memberikan informasi kepada manajemen tentang :
+ Kondisi peralatan (yang baik dan yang rusak)
+ Tata letak peralatan dan housekeeping (pengaturan tata letak yang salah, tumpukan material)
+ Peralatan /tools  (yang baik dan yang rusak)
+ Kondisi lingkungan kerja (spills, leaks)
- Menunjukkan komitmen manajemen

JENIS

- Informal Inspection: Dilakukan secara regular oleh pekerja secara invidual
- Formal atau Plannded Inspection: Dilakukan umumnya oleh Line Supervisor bersama tim atau managers bersama tim

FUNGSI SAFETY INSPECTION

- Dapat mendeteksi keausan dan kerusakan peralatan sebelum risiko kecelakaan yang lebih besar terjadi (things wear out)
- Dapat memberikan masukan (feedback) apakah peralatan yang dibeli atau pekerja yang dilatih sudah memadai (people are not perfect)
- Dapat mendeteksi perubahan/ modifikasi (conditions change) di unit operasi apak telah memadai dan tidak menimbulkan masalah baru
- Dapat meningkatkan keyakinan kepada manajemen tentang tugas dan tanggung jawab mereka untuk menyiapkan tempat kerja yang aman

MANFAAT FORMAT LAPORAN KONDISI

- Merupakan sistem yang baik karena dapat menunjukkan bahwa pengawas / supervisor telah melakukan langkah koreksi
- Dapat menunjukkan tingkat perhatian manajer, kabag, pengawas, staf K3 mengenai kondisi K3 di area kerja (barometer employee safety awareness)
- Merupakan dokumen untuk dianalisa agar dapat melihat dan mengetahui permasalahan K3 di lapangan

PENGETAHUAN YG DIBUTUHKAN

- Pengenalan akan potensi bahaya (hazard recognition). Untuk dapat mengidentifikasi potensi kerugian (loss potentials)
+ Pekerja harus melaporkan kepada Pengawas (Supervisor) mengenai tindakan & kondisi tak aman yang mereka temui
+ Laporan lisan dari pekerja akan diteruskan dalam bentuk tulisan (Blanko Laporan Kondisi) oleh Pengawasnya

GENERAL INSPECTIONS

- General Inspections adalah inspeksi ke seluruh area (a planned walk-through of an entire area)
+ Inspectors  mengamati secara cermat (look outside normal eye level), dan menganalisanya
+ Digunakan Daftar Pemeriksaan (Checklist) sebagai penuntun untuk dapat mengobservasi seluruh aspek
+ Laporan tentang temuan hasil inspeksi dan rekomendasinya dibuat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dan tindakan lanjut terhadap rekomendasi hasil inspeksi
+ Line supervisor biasanya berperan sebagai Inspectors untuk melakukan General Inspections (mereka paling mengetahui pekerjaan yang dilakukan dan pekerja di area pengawasannya
+ Line supervisor juga harus memiliki pengetahuan mengenai ‘Safety an Health Standards’
+ Middle and Upper Managers jugas harus ikut dalam ‘planned inpections and safety and haelth tours’. Ini merupakan cara yang tepat untuk mengetahui permasalahan dan menunjukkan perhatian dan komitmen terhadap aspek keselamatan kesehatan kerja (safety)
+ Storage Tanks

LANGKAH SAFETY INSPECTIONS
- Mempersiapkan (Prepare)
- Menginspeksi (Inspect)
- Menulis Rekomendasi (Develop remedial actions)
- Menindak Lanjut Rekomendasi (Take follow up action)

LAPORAN SAFETY INSPECTION

- Untuk mengkomonikasikan hasil Safety Inspection maka perlu dibuat Laporan :
- Laporan ditulis dengan jelas (copy all open items from the last report at the beginning of the new report)
- Dari laporan ini, maka “middle & upper managers’ dapat menyusun program koreksi terhadap peralatan, prosedur dan pekerja
- Distribusi laporan akan bermanfaat bagi area lain untuk mengidentifikasi permasalahan sejenis  di area kerjanya
- Rekomendasi dilengkapi dengan klasifikasi bahaya

FOLLOW UP REPORTS

- Follow-up reports dapat memberikan informasi kepada manajemen secara ringkas tentang status Hasil Safety Inspection sebelumnya

REPORT FILLING

- Disimpan sebagai informasi
- Sebagai referensi untuk dapat mengetahui status tindak lanjut hasil safety inspection sebelumnya
- Sebagai referensi untuk mengetahui kerja safety di suatu area

INSPEKSI INSIDENTAL
- Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu dimana diperlukan pemeriksaan oleh petugas Keselamatan dalam usaha mencegah kemungkinan yang dapat mengakibatkan kebakaran maupun dalam rangka usaha mencegah terulangnya kembali kejadian yang serupa

INSPEKSI INDUSTRI MIGAS

- Personal Inspection
- Joint Safety Inspection
- Manajemen Walk Throught
- Pre Start Up Safety Inspection

LINGKUP INSPEKSI

- Fire Prevention & Control
- Work Enviromental & House Keeping
- Material Handling & Storage
- Personal Protective Equipment
- Bahan – Bahan Berbahaya
- Welding, Cutting & Brazing
- Mesin dan Tutup Pengaman

LANGKAH PELAKSANAAN INSPEKSI

- Pre Inspection Activities
- Inspektion Activities
- Post Inspection Activities

SAFETY AUDIT CONCEPTS

SAFETY AUDIT
- Pengamatan kritis dan sistematis terhadap penerapan yang menyangkut aspek Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mencari Kelemahan Sistem dan langkah perbaikannya sebelum timbul kecelakaan/kerugian

PERBEDAAN AUDIT & INSPEKSI

- Audit: Upaya mengatur efektivitas dari pelaksanaan suatu Sistem, Difokuskan terhadap proses suatu Sistem, Penekanan terhadap Proses, Metode Pelaksanaan : tinjauan ulang, verifikasi dan observasi, Jangka Panjang
- Inspeksi: Upaya menemukan kesesuaian dari suatu Obyek, Difokuskan terhadap suatu Obyek, Penekanan terhadap hasil akhir, Metode Pelaksanaan : dengan pengujian secara teknis dan mendetil, Jangka Pendek

MENGAPA AUDIT DIPERLUKAN?

- Melakukan evaluasi terhadap efektifitas program
- Sebagai motivator terhadap usaha perbaikan
- Membandingkan antara pelaksanaan dan program
- Melakukan identifikasi terhadap ketidak sesuaian
- Agen dari kegiatan Manajemen

TUJUAN AUDIT
- untuk menentukan efektifitas program K3 perusahaan, dan mengukur upaya pencegahan kerugian

RUANG LINGKUP AUDIT
- Audit K3 dilaksanakan pada semua kegiatan perusahaan
- Pelaksanaan audit K3 harus mencakup semua tujuan dan program serta sistem manajemen K3 yang yang telah ditetapkan
- Melibatkan semua unsur untuk melaksanakan perbaikan sebagai perwujudan komitmen manajemen

JENIS AUDIT
- INTERNAL & EKSTERNAL

AUDIT INTERNAL
- Pemeriksaan oleh perusahaan sendiri tanpa menghilangkan obyektifitas
- Pelaksanaan tidak terlalu formal
- Bertujuan untuk menilai/ melakukan evaluasi terhadap program
- Memberi masukan kepada manajemen dalam rangka mengembangkan sistem manajemen K3
- Mempersiapkan untuk pelaksanaan audit eksternal yang akan dilaksanankan oleh konsultan pihak luar
CONTOH: Process Safety Management Audit (PSM Audit Team), Environmental, Health and Safety Management System Audit (SMLK3 Audit Team)

AUDIT EKSTERNAL
- Audit yang dilakukan oleh badan independen atau konsultan
- Pemeriksaan dilakukan secara formal
- Tujuan audit untuk menilai secara obyektif terhadap sistem manajemen K3
- Penilaian oleh badan independen akan memperoleh pengakuan baik secara nasional maupun internasional
CONTOH: Audit SMK3 Depnaker, Audit OHSAS 18001

KEUNTUNGAN AUDIT
- Memperkuat program dan standar organisasi
- Mengingatkan manajer pada setiap tingkatan untuk mendorong perbaikan kinerja
- Laporan audit dapat mengupayakan perbaikan dan perhatian terhadap kondisi substandard
- Mendapat informasi pada saat yang tepat sebelum kejadian yang merugikan terjadi, sehingga dapat melakukan kontrol utk perbaikan pada tingkat awal
- Identifikasi terhadap kelemahan program
- Memberi kesempatan pada kelompok atau individu untuk saling mengenal dan saling memperkuat
- Memperkuat kemampuan manajemen
- Meningkatkan keterlibatan manajemen dalam pelaksanaan program
- Fokus pada kinerja sebagai motivasi manajemen
- Memberi kesempatan pada upaya dan kontribusi setiap pekerja dalam melaksanakan prinsip sistem manajemen K3

LANGKAH- LANGKAH PELAKSANAAN AUDIT

- Persiapan pre-audit
- Pertemuan pendahuluan
- Tour keliling tempat kerja
- Melaksanakan wawancara
- Verifikasi terhadap informasi yang didapat
- Pertemuan penutup
- Evaluasi dan Laporan audit

TYPICAL PERSONAL INTERVIEWED

- Safety/ Loss Control Manager
- Industrial Hygienist
- Occupational Health Nurse or Physician
- Fire Specialist
- Maintenance Manager
- Employee Training Coordinator
- Human Resources/ Personal Manager
- Senior Operating Manager
- Engineering Manager
- Purchasing/ Procurement Manager
- Environmental Protection Engineer
- Emergency Response Coordinator
- Program or Element Leaders

LAPORAN AUDIT BERISIKAN

- Ringkasan Pelaksanaan audit K3 (Executive Summary)
- Nama lokasi yang diaudit, nama auditor termasuk semua anggota tim audit K3, tanggal pelaksanaan audit K3, distribusi laporan, dan  tanggal rencana jawaban
- Kata pengantar dan ucapan terima kasih kepada Tim Manajemen dan semua pihak terkait, sehingga audit K3 dapat terlaksana dengan baik
- Tujuan dan ruang lingkup audit K3
- Laporan utama yang berisikan
- Kesimpulan

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN AUDIT K3
1. PRINSIP DASAR AUDIT
- Audit harus berdasarkan fakta-fakta obyektif
- Kriteria keputusan harus berdasarkan kepada syarat-syarat standar dan peraturan-perundangan yang ada

2. POKOK PENTING DAN SARAN DALAM PENERAPAN AUDIT

- Pisahkan antara audit dokumen dan audit lapangan
- Gunakan daftar periksa; Namun demikian audit tidak terbatas pada daftar periksa, oleh sebab itu temuan di lapangan dapat diangkat menjadi permasalahan
- Ujilah bukti yang didapat di lapangan dengan standar, prosedur dan peraturan yang berlaku
- Kesesuaian dan ketidak sesuaian, serta tingkatannya perlu dievaluasi
- Rincian temuan harus sesuai dengan pokok kriteria audit

3. KETIDAK SESUAIAN

A. Jenis Ketidak Sesuaian:

- Ketidak Sesuaian dengan standar prosedur
- Ketidak Sesuaian dengan peraturan pemerintah
- Ketidak Sesuaian dengan SMK3
B. Tingkat Ketidak Sesuaian

- Ketidak Sesuaian Utama – SMK3 tidak berfungsi
- Ketidak Sesuaian dengan persyaratan – sistem     berfungsi
- Ketidak sesuaian Minor – dapat diperbaiki dengan bimbingan

4. PENULISAN LAPORAN HARUS

- Menggambarkan fakta dengan jelas
- Menghindari kata-kata abstrak
- Data obyektif, tidak boleh subyektif
- Menggambarkan alasan dengan jelas, sehingga mudah dimengerti
- Menghindari inkonsistensi

5. PELAPORAN TINDAK LANJUT

- Pelaporan tindak lanjut hendaknya disusun sebagai berikut:
A. Laporan Audit
B. Tindakan koreksi
C. Menerima jawaban laporan
D. Tindak lanjut
- Dalam laporan ini agar diindikasikan hal-hal yang direkomendasikan, anggota yang akan menerima laporan, batas waktu jawaban terhadap ketidak pastian hasil audit, status auditee, evaluasi terhadap tindakan koreksi, dan gambaran untuk audit berikutnya

DEFINISI

- Audit (K3) adalah pengujian kritis secara sistematis terhadap penerapan Manajemen K3 diseluruh kegiatan perusahaan, dengan tujuan untuk meminimisasi kerugian
- Inspeksi (K3) adalah pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap suatu Obyek Kegiatan atau Departemen biasanya dilakukan oleh petugas setempat

SAFETY AUDIT

JENIS SAFETY AUDIT
1. internal audit
+ Biaya rendah
+ Auditor sangat paham akan unit operasi yang diaudit
- Kurang Independent
- Kurang banyak pengalaman mengaudit

2. external audit
+ Paling Independent
+ Paling banyak pengalaman mengaudit
- Biaya paling tinggi
- Kurang paham akan unit operasi yang diaudit

3. cross audit
+ Lebih Independent
+ Pertukaran informasi lebih memungkinkan
- Biaya cukup tinggi
- Kurang paham akan unit operasi yang diaudit

KEKERAPAN AUDIT K3
- Tingkat Resiko Operasi
- Ukuran dan Kerumitan Unit Operasi
- Catatan Insiden yang terjadi
- Hasil Audit terdahulu
- Kemantapan Manajemen KK yang ada
- Ketentuan Pemerintah atau Kebijaksanaan Perusahaan

LANGKAH DASAR AUDIT K3
- Keputusan pelaksanaan Audit KK dikeluarkan oleh pimpinan tertinggi dari perusahaan atau unit operasi
- Pembentukan tim Audit KK
- Perencanaan dan persiapan Audit KK
- Pelaksanaan pemeriksaan
- Pelaporan Hasil Audit KK
- Pelaksanaan perbaikan (tindak lanjut)
- Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit KK

TIM AUDIT KK- Jumlah Anggota Tim  :  2 - 6 orang.
- Kualifikasi Anggota Tim
- Susunan Anggota Tim
+ Ketua Tim: Bertugas memimpin dan mengkoordinir kegiatan tim secara  menyeluruh mulai dari menentukan sasaran, cakupan rencana kerja, pelaksanaan, dan pelaporan hasil Audit KK
+ Sekretaris Tim: Bertugas menangani kegiatan administratif, surat menyurat,  pencatatan hasil diskusi, penyelesaian laporan
+ Anggota Tim: Bertugas menyusun rencana, mempersiapkan pelaksanaan,  menyusun atau  memperbaiki protokol yang digunakan,  melakukan pemeriksaan dan verifikasi temuan, dan diskusi  tentang temuan-temuan yang akan masuk dalam laporan

TUGAS TIM AUDIT KK
- Menyusun rencana audit secara lengkap, termasuk :  penentuan sasaran, cakupan, metoda pemeriksaan, rencana  kerja dan jadwal pelaksanaan Audit KK sampai tahap pelaporan hasilnya
- Menyusun daftar pertanyaan (checklist) atau protokol jika  belum ada, atau penyempurnaan protokol yang sudah ada
- Mengumpulkan dan mempelajari informasi pendukung sebelum melakukan pemeriksaan dilapangan agar lebih paham akan unit yang akan diaudit
- Melakukan pemeriksaan secara objektif ke unit operasi, mereview pelaksanaan prosedur kerja dan manajemen KK, dan mengadakan wawancara sesuai kebutuhan
- Menyusun laporan hasil Audit KK dan saran perbaikan yang diperlukan

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN AUDIT
- Penentuan Unit dan Jadwal Audit
- Penyusunan atau penyempurnaan Pedoman Audit KK
- Penyusunan Rencana Audit Lengkap

TINDAK LANJUT HASIL AUDIT KK

- Upaya menyelesaikan temuan dan saran audit
- Penentuan tanggung jawab yang akan melaksanakan upaya di atas
- Jadwal waktu pelaksanaan
- Prosedur pemantauan pelaksanaan

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
- Laporan pemantauan dapat dilakukan oleh Komite KK atau Fungsi LK3
- Pimpinan  perusahaan  bertanggung jawab untuk memantau Tindak Lanjut Hasil Audit KK

FIRE AUDIT

FIRE PROTECTION AUDIT
- Adalah suatu proses Verifikasi dan Pengukuran Kinerja secara sistematik dan mandiri terhadap implementasi suatu sistem untuk mengetahui apakah sistem telah dilakukan secara konsisten dan efektif sesuai dengan tujuan & standard

TUJUAN

- Memastikan bahwa kesistiman telah dilaksanakan dan dipelihara serta disesuaikan dengan Peraturan dan Standard
- Identifikasi pelaksanaan dan pengembangan fasilitas yang diaudit
- Mengukur proses kaji ulang internal guna menjamin kelangsungan terhadap keselarasan & efektivitas penerapan sistem manajemen proteksi kebakaran

PELAKSANAAN
- Pelaksanaan Audit dilakukan dengan :
- Identifikasi Catatan dan Dokumen yang telah disahkan.
- Menyampaikan pertanyaan
- Inspeksi, Observasi & Test tentang sarana, peralatan dan media pemadam dll
- Review pelaksanaan program kerja, Dll

AUDIT SCOPE
- Fire Organization, Job & Responsibility,Policy
- Program Fire Risk Identification, Analysis dan Assessment
- Fire Protection Facilities & Media
- Maintenance Program & Record
- Competency , Training & Development
- Fire Protection system procedure

FIRE PROTECTION FACILITIES & MEDIA

- Fire Water Requirements
- Fire Water Pumps
- Fire main pressure, flow requirements
- Hydrant , Hose Cabinet , Hose Reels etc
- Fixed Fire water Spray/Sprinkler system
- Flammable Tank Fire Protection System
- Fire Water/ Foam Monitor
- Fire alarm & Detection system

MAINTENANCE PROGRAM & RECORD

- Fire Extinguishers
- Fire Pumps
- Fire Trucks
- Fire Hose, Nozzle, Monitor, Foam Inductor
- Sprinkler, Water Spray , Foam systems etc
- Alarm & Detection , Communication system
- All record ( Inspection, Test, Repair etc)

Competency, Training & Development

- All record related to Fire Personnel
- Individual Training Record & Certification
- Emergency Drill record, observation, review improvement etc
- Meeting, discussion, classroom presentation
- Training  & Development Program





FIRE PROTECTION PROCEDURE
- Fire Inspection Procedure
- Emergency Procedure
- Firefighting, Rescue Procedure
- Inspection, Test, Repair Procedure
- Report, Investigation, Procedure
- Pre Fire Planning

SYSTEM PROCEDURE

- Communication Procedure
- Equipment Change and Modification
- Emergency Support, Coordination
- Operational Commander, Size Up Guidance
- Evacuation procedure for medical, employees, contractors,community

YANG HARUS DIKETAHUI FIRE AUDITOR

- National Fire Protection Association (NFPA) Standard, API, Factory Mutual, APPELL
- Applicable Goverment Regulations
- Company Best Practices
- Company Fire Protection Design Philosophy
- Fire Protection Design Philosophy
- Fire protection and suppression systems
- Alarm and detection systems
- Passive Fire Protection

FIRE AND SAFETY AUDIT

FIRE AND SAFETY AUDIT
- pemeriksaan sistematis dan mandiri untuk menentukan apakah kegiatan K3 Kebakaran dan hasil yang berkaitan memenuhi peraturan yang direncanakan dan apakah pengaturan ini diterapkan secara efektif dan sesuai untuk tujuan

ALASAN PELAKSANAAN
- Keuntungan yang utama untuk diketahui mengapa perlu dilaksanakan audit adalah menciptakan suatu sikap proaktif dari organisasi dalam menghadapi kegiatan suatu organisasi
- Masalah akan diidentifikasi dan diselesaikan lebih awal sehingga organisasi tidak akan jatuh ke dalam krisis manajemen atau hal yang lebih jauh lagi dimana dapat mengganggu jalannya organisasi

AUDITOR
- Ialah personil yang berkualifikasi untuk melaksanakan Audit SM-K3 Kebakaran

PERSYARATAN AUDITOR
- Personil haruslah terlatih dan berpengalaman
- Mengetahui dan mengerti proses yang ada dalam Sistem Manajemen K3 Kebakaran

KARAKTERISTIK AUDITOR
- Diplomatis
- Analis
- Sabar
- Disiplin
- Berpikiran terbuka
- Tidak memihak
- Tegas

ANGGOTA TIM AUDIT

- 1 orang tim manajemen senior
- 1 orang anggota P2K3/ Staf Divisi K3
- 1 orang ahli operasi/produksi
- 1 orang ahli K3 Kebakaran (disarankan)

TUGAS & TANGGUNG JAWAB KETUA

- Jika diperlukan, melakukan konsultasi dengan klien dan auditee dalam menentukan kriteria dan lingkup audit
- Mendapatkan informasi yang penting untuk menentukan sasaran audit, kegiatan organisasi auditee, produk, jasa, site, dan laporan audit sebelumnya (jika ada)
- Membentuk tim audit
- Mengarahkan timnya sesuai panduan yang ada
- Menyiapkan timetable dan menginformasikannya kepada klien, auditee, dan tim auditor
- Mengkoordinasikan persiapan dari dokumen kerja, prosedur, dan melakukan briefing dengan timnya
- Mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan audit
- Menjadi juru bicara dalam timnya saat berhadapan dengan auditee, di awal, pada saat, dan di akhir pelaksanaan audit
- Memberikan informasi atau meminta dilakukannya perbaikan secara segera jika terdapat ketidaksesuaian yang sangat fatal
- Melaporkan kepada klien temuan serta keputusan yang diambil dari audit
- Mengikuti dan mendukung ketua tim audit
- Merencanakan dan melaksanakan tugas secara obyektif, efisien, dan efektif sesuai lingkup audit
- Mengumpulkan dan menganalisa bukti audit untuk menjabarkan temuan auditnya serta menghasilkan hasil akhir
- Menyiapkan dokumen kerja dibawah petunjuk ketua tim audit
- Menjaga dokumen yang digunakan sebagai bukti dan mengembalikannya sesuai permintaan
- Membantu dalam penulisan laporan audit

KLIEN
- Adalah pihak yang meminta pelaksanaan audit

Empat kegiatan dalam pengukuran dan evaluasi:
- Inspeksi dan Pengujian
- Audit SM- K3 Kebakaran
- Pemantauan
- Tindakan perbaikan dan pencegahan

FIRST PARTY AUDIT
- Adalah Audit Sistem Manajemen Internal atau oleh Pihak I, dari dalam organisasi itu sendiri
= Auditor mempunyai kualifikasi dan diangkat atau ditetapkan oleh Manajemen Puncak/ Penanggung Jawab
= Auditor harus independence dan tidak mempunyai kepentingan terhadap auditee
= Auditor bertanggung jawab kepada Pemberi Tugas/ Manajemen

SECOND PARTY AUDIT
- Adalah Audit Sistem Manajemen yang dilaksanakan oleh Auditor dari luar organisasi, tetapi bukan oleh Lembaga Sertifikasi Program Audit yang relevan dengan obyek
= Audit dilaksanakan oleh Pelanggan atau perwakilannya untuk kepentingan pelanggan itu sendiri dalam kerjasama kemitraan
= Dapat juga dilakukan oleh Auditor Konsultan untuk kepentingan pihak pelanggan organisasi  tersebut dalam rangka untukupaya perbaikan SM K3 Kebakaran dimaksud

THIRD PARTY AUDIT
- Adalah Audit Sistem Manajemen yang dilaksanakan oleh Auditor dari Lembaga Sertifikasi atau oleh Auditor lembaga audit yang ditunjuk oleh Lembaga Sertifikasi dalam rangka program sertifikasi yang relevan dengan obyek

SURVEILLENCE AUDIT

- Adalah Audit Sistem Manajemen secara berkala yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi dalam rangka pengawasan/ pemantauan selama masa laku sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi untuk organisasi yang dimaksud
= Biasanya dilakukan secara periodik/ berkala setiap 6 bulan atau sesuai perjanjian kebijakan kedua belah pihak
= Lingkup audit tidak mencakup seluruh butir klausal/elemen, tetapi digunakan sebagai “sampling methods”

AUDITEES
- Ialah pihak yang diaudit

TANGGUNG JAWAB AUDITEES
- Memberikan informasi kepada karyawan sasaran dan ruang lingkup dari audit yang akan dilaksanakan jika diperlukan
- Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh tim auditor seperti pendamping, dll agar proses audit berjalan efektif
- Menunjuk seseorang yang bertanggung jawab dan kompeten dalam organisasinya untuk mendampingi tim auditor dan memastikan keselamatan, kesehatan, dan persyaratan lainnya terpenuhi
- Menyediakan akses terhadap fasilitas, personil, informasi yang relevan, serta catatan sesuai permintaan auditor
- Bekerja sama dengan tim auditor
- Melaksanakan tindakan perbaikan dan pencegahan berdasarkan laporan audit

TANGGUNG JAWAB KLIEN

- Menentukan kebutuhan dari pelaksanaan audit
- Menghubungi auditee untuk mendapatkan kerjasamanya
- Menentukan sasaran dari audit
- Memberikan kewenangan dan menyediakan sumber daya sehingga audit dapat berjalan
- Menyetujui kriteria audit
- Menyetujui rencana audit (audit plan)
- Menerima dan memeriksa laporan hasil pelaksanaan audit
- Menyebarluaskan laporan audit
- Menentukan tindak lanjut yang diperlukan

RUANG LINGKUP AUDIT SM-K3 KEBAKARAN
- Seluruh aspek SM- K3 Kebakaran
- Menilai tingkat kecukupan sistem: sofware, hardware dan brainware
- Penelusuran kecukupan dan kesesuaian terhadap aspek 3D’s: Documents, Description & Demonstration

TUGAS & TANGGUNG JAWAB TEAM
- Menentukan sasaran, cakupan, kekerapan dan metode audit menyusun rencana kerja dan daftar pelaksanaan audit
- Mengembangkan checklist dan questionnaire serta standar penilaian
- Pemeriksaan secara obyektif, mereview dan verifikasi melalui wawancara
- Menyusun laporan hasil audit dan saran perbaikan

AUDIT PROTOCOL
- Sarana yang diperlukan
- Pengaturan anggta, team, jadual dan daerah kunjungan kunjungan
- Opening meeting
- Verifikasi
- Pemeriksaan lapangan
- Closing meting
- Evaluasi
- Laporan

SARANA YANG DIPERLUKAN
- Checklist yang sudah disiapkan
- Questionnaire lengkap dengan standar penilaian
- Buku catatan
- Kamera
- Formulir untuk wawancara
- Prosedur kerja

OPENING MEETING

- Pengenalan anggota team dan menanda tangani daftar hadir seluruh peserta
- Menjelaskan lingkup dan sasaran audit serta jadwal
- Menjelaskan ringkasan aturan audit
- Menjelaskan kriteria dan kategori ketidak sesuaian
- Konfirmasi sumber daya: APD, waktu istirahat, makan siang, dsb
- Klarifikasi hal-hal yang belum jelas

VERIFIKASI INFORMASI & DOKUMEN
- Memeriksa catatan
- Wawancara
- Pemeriksaan secara sample
- Audit data dan dokumen (Kecukupan, ketersediaan data dan dokumen / Kecukupan isi data & uraian dokumen sesuai persyaratan standa/ Sistem pengendalian data & dokumen)

PEMERIKSAAN LAPANGAN

- Melihat lngsung sifat operasi
- Paparan resiko
- Iklim K3 di unit kerja
- Perangkat lunak (prosedur, peraturan perusahaan, dan karyawan)

CARA PENILAIAN
- Mengacu pada standar manjamen mutu dan manajemen lingkungan untuk memberikan pertimbangan hasil penilaian setiap penemuan dapat menggunakan bobot penilaian kepastian pemenuhan kepatuhan, dengan memakai Huruf: A, B, C, D), disertai penjelasan Conformity (sesuai), dan dilengkapi formulir: Non-Concormity (tidak sesuai) berupa: major dan minor

PEDOMAN QUESTIONNAIRE VERSUS CHECKLIST

- Questionnaire merupakan panduan umum, namun Tim Audit perlu melengkapi checklist tambahan yang diperlukan karena sebagian pertanyaan pada pedoman teknis belum dapat mencari pemenuhan persyaratan yang diminta

CLOSING MEETING

- Menanda tangani daftar hadir peserta
- Uraian tentang pelaksanaan audit, daerah yg diaudit, lingkup, waktu audit, auditees, dsb
- Presentasi temuan audit dan kesimpulan
- Konfirmasi temuan dan tindakan perbaikan
- Penanda tanganan laporan temuan audit; Penanggung Jawab dan Auditor
- Distribusi laporan audit
- Ucapkan terima kasih

EVALUASI
- Hasil pemeriksaan (temuan)
- Kelemahan unsur sistem yang perlu diperbaiki berkaitan dengan software, dan manusia
- Saran perbaikan

SUSUNAN LAPORAN
- Kesimpulan menyatakan secara ringkas hasil audit menyeluruh; singkat, jelas, obyektif dan menarik
- Pelaksanaan audit menjelaskan secara singkat; lingkup audit dan daerah yg perlu perhatian khusus
- Temuan, menyajikan data tentang hasil pemeriksaan secara lebih lengkap dan berisi kekuatan dan kelemahan penerapan SM-K3 Bidang Kebakaran di unit kerja
- Saran, berupa usulan untuk perbaikan
- Perusahaan dan Seksi/ Unit yg diaudit
- Pelaksanaan Audit; tanggal dan tempat
- Tujuan audit (menyatakan tujuan dan maksud
- Lingkup audit (elemen, kriteria dan persyaratan standar)
- Team Audit; Ketua, Sekretaris, Anggota
- Wakil Seksi/ Unit yg diaudit (Nama dan jabatan)
- Daftar temuan ketidak sesuaian (Kategori (major/ minor)
- Kesimpulan umum
- Tindak lanjut (Penjelasan ketidak sesuaian kriteria, berapa mayor dan berapa minor, berikut dengan daftarnya)
- Hasil Audit; Baik, Sedang atau Buruk

Kamis, 07 Februari 2013

KEGIATAN DRILLING

1. PRA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Pembebasan Tanah
- Lakukan negosiasi harga, termasuk pembersihan lahan untuk mendapatkan harga yang layak
- Pada saat negosiasi pembebasan tanah pihak negosiator dari KPSA harus melakukan; “ Kondur Awareness Campaign”. Bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwasanya dengan keberadaan Kondur masyarakat mendapat keuntungan finansial
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar

>> Indentifikasi Stakeholder Positioning (Mapping Stakeholder) disekitar lokasi drilling
- Kepala Desa
- Tokoh Masyarakat
- Pemuka Masyarakat
- Tokoh Pemuda
- Kelompok Pengajian Ibu-ibu/PKK
- LSM
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar

>> Identifikasi sumber daya/ potensi ekonomi masyarakat yang bisa dimanfaatkan
- Koperasi – KUD
- Hasil kebun
- Hasil industri Rumah Tangga. (Panganan kecil)
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar

>> Identifikasi konflik yang telah terjadi maupun yang belum terjadi;
- Konflik Horizontal antar sesama warga
- Konflik Vertikal antara warga dengan aparat desa
- Konflik dengan pihak Kondur Petroleum SA
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar

>> Mengadakan pertemuan dengan masyarakat desa, untuk sosialisasi program drilling
F. Potensi perubahan lingkungan
>> Indentifikasi kondisi fisik lingkungan lokasi sekitar lokasi drilling +/- 300 M2
- Elevasi lokasi dibandingkan dengan rumah masyarakat di sekitar lokasi
- Tali air dan Sumber air
- Arah Angin
G. Peluang Kerja bagi masyarakat sekitar

>> Inventarisir posisi/ peluang kerja di drilling rig yang bisa diisi oleh Naker tempatan
H.Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran operasi drilling
>> Evaluasi system pengamanan di sekitar lokasi drilling
I. Contingency plan
>> Siapkan alat dokumentasi , Video Camera, Digital Camera, untuk mengantisipasi keadaan darurat, yang memerlukan visualisasi

2. SELAMA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Memantau perkembangan kondisi sosial masyarakat sekitar lokasi drilling
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar
- Tanggap terhadap keluhan-keluhan dari masyarakat terhadap:
1. Dampak dari kegiatan drilling
2. Pada saat terjadi klaim
3. Gugatan dari masyarakat
- Catatan: Jangan sesekali memberikan opini pada saat melakukan kontak dengan masyarakat
- Dengarkan saja apa yang mereka keluhkan
- Apabila memungkinkan gunakan voice recorder untuk merekam pembicaraan
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar
- Memberikan masukan-masukan kepada field manajemen secara berkala tentang kondisi dan situasi sosial yang ada dilapangan
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar
- Adakan pertemuan berkala dengan tokoh masyarakat untuk selalu membina hubungan baik
- Selalu bersikap sopan dan ramah kepada masyarakat sekitar
- Mengukur dan memantau tingkat kebisingan pada peralatan drilling - genset
- Mengontrol limbah Lumpur tidak masuk ke parit sekitar area pemboran
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
>> Selalu siap dengan alat dokumentasi pada saat kondisi darurat
F. Potensi perubahan lingkungan
>> Selalu berkordinasi dengan pihak terkait , Drilling, ELC, dan Security setiap ada perkembangan yang tidak normal
>> Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran operasi drilling Memantau situasi dan kondisi disekitar lokasi drilling

3. PASCA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Evaluasi kondisi lingkungan yang ada sekitar lokasi sumur
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar

- Mengadakan pertemuan dengan masyarakat
- Membuat perhelatan kecil (syukuran), dalam rangka selesainya program drilling. untuk menunjukkan bahwasanya Kondur “ Datang Tampak Muka, Pergi Tampak Punggung”
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar, Berikan cendera mata yang sederhana untuk tokoh masyarakat yang memberikan kontribusi sehingga terlaksananya pekerjaan drilling
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar, Evaluasi kondisi fisik pasca drilling, apakah kelak ada potensi-potensi masalah lingkungan hidup yang diakibat oleh
- Lumpur drilling
- Instalasi pipa yang menganggu akses mobilitas masyarakat
- Jalan ke dan dari lokasi sumur yang menyebabkan terganggunya sistem tali air
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
- Buat laporan resmi segera ke Kepala Desa, bahwa program drilling sudah selesai
F. Potensi perubahan lingkungan
- Lakukan kembali Indentifikasi ulang kondisi fisik lingkungan lokasi sekitar lokasi drilling +/- 300 M2

CRANE OPERATOR

KETENTUAN UMUM
1. Telah berumur 23 tahun atau lebih
2. Secara Medis dinyatakan sehat untuk operasi crane, termasuk reflek:
- Mata: Tidak buta wana, memenuhi skala snellen 20/30 disatu mata dan 20/50 pada mata yang lain, dengan atau tanpa lensa bantu
- Telinga: Mampu mendengar dengan baik, dengan atau tanpa alat bantu
- Riwayat kesehatan: Tidak memiliki riwayat kesehatan yang dapat mengganggu kemampuan mengoperasikan crane
- Jika secara medis diwajibkan memakai alat bantu baca dan atau dengar, maka alat bantu harus selalu dipergunakan pada saat bekerja

3. Telah mengikuti pelatihan formal pengoperasian crane yang aman
4. Telah memiliki pengalaman terkait dengan operasi dan perawatan crane 3 tahun atau lebih
5. Mampu melaksanakan routine pre-use inspection
6. Memiliki Surat Izin operasi (SIO) oleh badan otoritas berwenang sesuai jenis crane atau kelas crane yang dioperasikan
7. jika mengemudikan mobil crane di jalan umum, maka harus memiliki Surat Izin Mengemudi oleh kepolisian sesuai jenis atau kelas crane yang dikemudikan
8. Telah mengikuti dan lulus pendidikan yang diperlukan sebagai profesional driver heavy vehicle, meliputi Devensife Drive Training dan Fatique Awareness Training
9. memiliki tambahan Surat Izin Operasi (SIO) khusus untuk Local Area Authority
10. Memiliki pengetahun dasar yang memadai tentang rigging, Standart Hand Signaling dan Komunikasi Radio Dua Arah
11. Telah mengetahui peraturan operasi dan SHE yang berlaku di Perusahaan
12. Telah mengikuti SHE Mandatory Training yang berlaku di Perusahaan

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Setiap hari atau pergantian shift harus melakukan daily pre-use routine check sesuai check list dari pabrik atau yang dibuat perusahaan. Meliputi antara lain:
- Check bahwa automatic Safe load indicator telah diset dengan benar, yang meliputi: boom length, working Radius, Reeving, Berat Beban dll
- Check kesesuaian boom length dan working radius terhadap bacaan load indicator
- Check berat & ikatan counterweight
- Check fuel level and lubrication
- Check kondisi dan tekanan ban
- Check boom dan structure secara umum dari kerusakan
- Check wire rope, end connection, anchorage dari kerusakan
- Check bahwa air telah didrain dari semua tangki angina
- Check housekeeping – kesiapan pemadam kebakaran dan kebersihan crane dari fuel, rag, alat-alat kerja yang mudah terbakar atau mengganggu operasi
- Check operating pressure system pneumatic atau hydraulic
- Check semua fungsi gerakan dan perlengkapan safety untuk melihat bahwa semua alat  telah berfungsi dengan benar

2. Memanaskan mesin dan memperhatikan kelaianan-kelainan yang terjadi
3. Melaporkan semua kerusakan atau temuan tidak aman kepada atasannya untuk perbaikan seperlunya, termasuk dukungan mekanik atau specialist terkait lainnya
4. Memastikan posisi crane dan outriger stabil dan aman untuk operasi, termasuk pemasangan plat, papan atau balok alas kerja yang diperlukan
5. Menetapkan tahap-tahap rencana pengangkatan dan memastikan beban yang diangkat tidak melebihi kapasitas maksimum crane pada semua kondisi pengangkatan
6. Memastikan dibawah crane tidak ada pipa, kabel atau fasilitas lain yang dapat rusak akibat operasi crane
7. Memastikan operasi crane bebas dari dan tidak membahayakan power line semisal kabel PLN
8. Jika harus beroperasi di dekat power line, maka kabel harus telah diisolasi terlebih dahulu
9. Idealnya Crane Operator setiap saat harus dapat melihat beban crane. Jika tidak, maka sesuai prosedu operasi harus dilaksanakan  seusai perintah signalman
10. Terlibat aktif dalam risk Assesmant / JSA dan toolbox meeting termasuk penetapan langkah-langkah mitigasi dan petugas yang diperlukan sesuai rencana pengangkatan Dan tidak melaksanakan lifting operation sebelum semua mitigasi dan petugas terkait yang diperlukan benar-benar siap
11. Harus waspada penuh dan  hati-hati, khususnya jika harus melintas pada medan yang tidak rata
12. Melaksanakan lifting operation sesuai ijin kerja dan local authority
13. Menghentikan operasi crane jika dirasa ada yang tidak aman atau keluar dari rencana pengangkatan yang telah disepakati
14. Tetap berada di lokasi crane (tidak meninggalkan lokasi pelayanan) jika mesin crane masih hidup dan atau masih ada beban yang tergantung
15. Menjaga kondisi crane dan tidak melakukan perubahan yang dapat memberikan pengaruh buruk
16. Mengisi buku laporan harian pengoperasian Crane
17. Mentaati peraturan operasi dan SHE terkait