Kamis, 07 Februari 2013

KEGIATAN DRILLING

1. PRA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Pembebasan Tanah
- Lakukan negosiasi harga, termasuk pembersihan lahan untuk mendapatkan harga yang layak
- Pada saat negosiasi pembebasan tanah pihak negosiator dari KPSA harus melakukan; “ Kondur Awareness Campaign”. Bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwasanya dengan keberadaan Kondur masyarakat mendapat keuntungan finansial
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar

>> Indentifikasi Stakeholder Positioning (Mapping Stakeholder) disekitar lokasi drilling
- Kepala Desa
- Tokoh Masyarakat
- Pemuka Masyarakat
- Tokoh Pemuda
- Kelompok Pengajian Ibu-ibu/PKK
- LSM
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar

>> Identifikasi sumber daya/ potensi ekonomi masyarakat yang bisa dimanfaatkan
- Koperasi – KUD
- Hasil kebun
- Hasil industri Rumah Tangga. (Panganan kecil)
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar

>> Identifikasi konflik yang telah terjadi maupun yang belum terjadi;
- Konflik Horizontal antar sesama warga
- Konflik Vertikal antara warga dengan aparat desa
- Konflik dengan pihak Kondur Petroleum SA
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar

>> Mengadakan pertemuan dengan masyarakat desa, untuk sosialisasi program drilling
F. Potensi perubahan lingkungan
>> Indentifikasi kondisi fisik lingkungan lokasi sekitar lokasi drilling +/- 300 M2
- Elevasi lokasi dibandingkan dengan rumah masyarakat di sekitar lokasi
- Tali air dan Sumber air
- Arah Angin
G. Peluang Kerja bagi masyarakat sekitar

>> Inventarisir posisi/ peluang kerja di drilling rig yang bisa diisi oleh Naker tempatan
H.Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran operasi drilling
>> Evaluasi system pengamanan di sekitar lokasi drilling
I. Contingency plan
>> Siapkan alat dokumentasi , Video Camera, Digital Camera, untuk mengantisipasi keadaan darurat, yang memerlukan visualisasi

2. SELAMA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Memantau perkembangan kondisi sosial masyarakat sekitar lokasi drilling
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar
- Tanggap terhadap keluhan-keluhan dari masyarakat terhadap:
1. Dampak dari kegiatan drilling
2. Pada saat terjadi klaim
3. Gugatan dari masyarakat
- Catatan: Jangan sesekali memberikan opini pada saat melakukan kontak dengan masyarakat
- Dengarkan saja apa yang mereka keluhkan
- Apabila memungkinkan gunakan voice recorder untuk merekam pembicaraan
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar
- Memberikan masukan-masukan kepada field manajemen secara berkala tentang kondisi dan situasi sosial yang ada dilapangan
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar
- Adakan pertemuan berkala dengan tokoh masyarakat untuk selalu membina hubungan baik
- Selalu bersikap sopan dan ramah kepada masyarakat sekitar
- Mengukur dan memantau tingkat kebisingan pada peralatan drilling - genset
- Mengontrol limbah Lumpur tidak masuk ke parit sekitar area pemboran
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
>> Selalu siap dengan alat dokumentasi pada saat kondisi darurat
F. Potensi perubahan lingkungan
>> Selalu berkordinasi dengan pihak terkait , Drilling, ELC, dan Security setiap ada perkembangan yang tidak normal
>> Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran operasi drilling Memantau situasi dan kondisi disekitar lokasi drilling

3. PASCA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Evaluasi kondisi lingkungan yang ada sekitar lokasi sumur
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar

- Mengadakan pertemuan dengan masyarakat
- Membuat perhelatan kecil (syukuran), dalam rangka selesainya program drilling. untuk menunjukkan bahwasanya Kondur “ Datang Tampak Muka, Pergi Tampak Punggung”
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar, Berikan cendera mata yang sederhana untuk tokoh masyarakat yang memberikan kontribusi sehingga terlaksananya pekerjaan drilling
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar, Evaluasi kondisi fisik pasca drilling, apakah kelak ada potensi-potensi masalah lingkungan hidup yang diakibat oleh
- Lumpur drilling
- Instalasi pipa yang menganggu akses mobilitas masyarakat
- Jalan ke dan dari lokasi sumur yang menyebabkan terganggunya sistem tali air
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
- Buat laporan resmi segera ke Kepala Desa, bahwa program drilling sudah selesai
F. Potensi perubahan lingkungan
- Lakukan kembali Indentifikasi ulang kondisi fisik lingkungan lokasi sekitar lokasi drilling +/- 300 M2

CRANE OPERATOR

KETENTUAN UMUM
1. Telah berumur 23 tahun atau lebih
2. Secara Medis dinyatakan sehat untuk operasi crane, termasuk reflek:
- Mata: Tidak buta wana, memenuhi skala snellen 20/30 disatu mata dan 20/50 pada mata yang lain, dengan atau tanpa lensa bantu
- Telinga: Mampu mendengar dengan baik, dengan atau tanpa alat bantu
- Riwayat kesehatan: Tidak memiliki riwayat kesehatan yang dapat mengganggu kemampuan mengoperasikan crane
- Jika secara medis diwajibkan memakai alat bantu baca dan atau dengar, maka alat bantu harus selalu dipergunakan pada saat bekerja

3. Telah mengikuti pelatihan formal pengoperasian crane yang aman
4. Telah memiliki pengalaman terkait dengan operasi dan perawatan crane 3 tahun atau lebih
5. Mampu melaksanakan routine pre-use inspection
6. Memiliki Surat Izin operasi (SIO) oleh badan otoritas berwenang sesuai jenis crane atau kelas crane yang dioperasikan
7. jika mengemudikan mobil crane di jalan umum, maka harus memiliki Surat Izin Mengemudi oleh kepolisian sesuai jenis atau kelas crane yang dikemudikan
8. Telah mengikuti dan lulus pendidikan yang diperlukan sebagai profesional driver heavy vehicle, meliputi Devensife Drive Training dan Fatique Awareness Training
9. memiliki tambahan Surat Izin Operasi (SIO) khusus untuk Local Area Authority
10. Memiliki pengetahun dasar yang memadai tentang rigging, Standart Hand Signaling dan Komunikasi Radio Dua Arah
11. Telah mengetahui peraturan operasi dan SHE yang berlaku di Perusahaan
12. Telah mengikuti SHE Mandatory Training yang berlaku di Perusahaan

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Setiap hari atau pergantian shift harus melakukan daily pre-use routine check sesuai check list dari pabrik atau yang dibuat perusahaan. Meliputi antara lain:
- Check bahwa automatic Safe load indicator telah diset dengan benar, yang meliputi: boom length, working Radius, Reeving, Berat Beban dll
- Check kesesuaian boom length dan working radius terhadap bacaan load indicator
- Check berat & ikatan counterweight
- Check fuel level and lubrication
- Check kondisi dan tekanan ban
- Check boom dan structure secara umum dari kerusakan
- Check wire rope, end connection, anchorage dari kerusakan
- Check bahwa air telah didrain dari semua tangki angina
- Check housekeeping – kesiapan pemadam kebakaran dan kebersihan crane dari fuel, rag, alat-alat kerja yang mudah terbakar atau mengganggu operasi
- Check operating pressure system pneumatic atau hydraulic
- Check semua fungsi gerakan dan perlengkapan safety untuk melihat bahwa semua alat  telah berfungsi dengan benar

2. Memanaskan mesin dan memperhatikan kelaianan-kelainan yang terjadi
3. Melaporkan semua kerusakan atau temuan tidak aman kepada atasannya untuk perbaikan seperlunya, termasuk dukungan mekanik atau specialist terkait lainnya
4. Memastikan posisi crane dan outriger stabil dan aman untuk operasi, termasuk pemasangan plat, papan atau balok alas kerja yang diperlukan
5. Menetapkan tahap-tahap rencana pengangkatan dan memastikan beban yang diangkat tidak melebihi kapasitas maksimum crane pada semua kondisi pengangkatan
6. Memastikan dibawah crane tidak ada pipa, kabel atau fasilitas lain yang dapat rusak akibat operasi crane
7. Memastikan operasi crane bebas dari dan tidak membahayakan power line semisal kabel PLN
8. Jika harus beroperasi di dekat power line, maka kabel harus telah diisolasi terlebih dahulu
9. Idealnya Crane Operator setiap saat harus dapat melihat beban crane. Jika tidak, maka sesuai prosedu operasi harus dilaksanakan  seusai perintah signalman
10. Terlibat aktif dalam risk Assesmant / JSA dan toolbox meeting termasuk penetapan langkah-langkah mitigasi dan petugas yang diperlukan sesuai rencana pengangkatan Dan tidak melaksanakan lifting operation sebelum semua mitigasi dan petugas terkait yang diperlukan benar-benar siap
11. Harus waspada penuh dan  hati-hati, khususnya jika harus melintas pada medan yang tidak rata
12. Melaksanakan lifting operation sesuai ijin kerja dan local authority
13. Menghentikan operasi crane jika dirasa ada yang tidak aman atau keluar dari rencana pengangkatan yang telah disepakati
14. Tetap berada di lokasi crane (tidak meninggalkan lokasi pelayanan) jika mesin crane masih hidup dan atau masih ada beban yang tergantung
15. Menjaga kondisi crane dan tidak melakukan perubahan yang dapat memberikan pengaruh buruk
16. Mengisi buku laporan harian pengoperasian Crane
17. Mentaati peraturan operasi dan SHE terkait

PROGRAM PENDALAMAN LIFTING & RIGGING

LATAR BELAKANG
- Kegiatan Lifting & Rigging yang tidak tepat banyak menjadi penyebab kecelakaan di perusahaan
- Persyaratan Kompetensi Kontraktor menjadi issue penting

OBYEKTIF
- Memastikan bahwa semua pekerja Kontraktor yang terlibat dalam kegiatan lifting (Crane operator, rigger dan signalman, pedestal cranes, mobile/crowler cranes & forklifts) memenuhi persyaratan kompetensi dan sudah berpengalaman
- Membuat perencanaan yang baik untuk menanggapi ‘gap’ dalam prosedur dan proses lifting
- Mencegah accident/incident yang berulang

EKSPEKTASI
Semua personel yang terlibat langsung dalam kegiatan lifting harus memenuhi ketentuan sbb:
- Mempunyai sertifikat MIGAS/ DEPNAKER
- Lulus uji praktek kompetensi yang dilakukan oleh Perusahaan
- Crane dan peralatannya telah di sertifikasi (sesuai ketentuan pemerintah (minimum) – MIGAS/Dept. Tenaga Kerja
- Metode Lifting & Rigging telah ditentukan oleh personel kompeten

KETENTUAN DASAR
- Lifting tidak dilakukan tanpa pre-job Risk Assessment dan diskusi keselamatan mengenai tingkat risiko
- Semua pekerja lifting sudah terlatih dan kompeten untuk pekerjaan lifting
- Rencana Tanggap Darurat telah dibuat dan tersedia sebelum kegiatan lifting dilakukan, dengan mengkaji skenario-skenario potensi terjadi keadaan darurat
- Semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan lifting mempunyai kewajiban untuk menghentikan pekerjaan lifting yang berlangsung apabila terdapat keadaan yang ‘tidak aman’ pada tahap-tahap lifting

GAP ANALYSIS AND CLOSURE

- Gap will be issued right after the Self Assessment conducted
- Closure should be completed by each Operating Unit for their lifting operation activities at site

LIFTING SAFETY GOLDEN RULES
PETUNJUK UMUM KEGIATAN ANGKAT (LIFTING) DENGAN CRANE
Mengangkat beban dengan crane, hoist atau alat mekanik angkat lainnya jangan dimulai, kecuali telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Penilaian Risiko dan metode angkat yang akan diterapkan telah dilakukan dan ditentukan oleh orang yang kompeten
- Peralatan angkat terkait ditentukan oleh orang yang kompeten
- Operator yang mengoperasikan alat angkat hanya orang yang sudah terlatih dan memiliki sertifikat
- Pengikatan beban (Rigging) dilakukan oleh orang yang kompeten
- Alat angkat dan peralatan terkait lainnya telah di sertifikasi dan layak digunakan untuk jangka waktu 12 bulan (minimum)
- Beban yang diangkat tidak melibihi kapasitas dinamik dan/atau statik dari alat angkat
- Semua peralatan keselamatan yang terpasang di alat angkat dalam keadaan layak operasi
- Alat angkat dan semua peralatannya telah diinspeksi oleh orang yang kompeten sebelum setiap pengangkatan dilakukan

KATEGORI LIFTING

1. PENGANGKATAN DASAR/SEDERHANA
>> Kriteria
- Pakai satu alat angkat
- Ikat beban standar, manual hoist, Pad Eye / Runway Beam diatas beban
- Sensitif atau lokasi terbatas
- Pengikatan beban oleh Rigger yang kompeten
>> Kualifikasi minimum
- Personel lulus Technician Level
- Rigging & Lifting –ECITB (Lv 3 / ekuivalen)
- Personel ikut Pelatihan Penyegaran Kompetensi di verifikasi oleh Penguji D32/D33
>> Pengendalian Perencanaan:
- Lifting Plan tertulis dan telah dinilai, oleh personel kompeten dg merinci metode dan peralatannya
- Penilaian risiko: harus dilakukan diikuti oleh Lifting Plan (tertulis)
- Supervisi: Oleh Technician yang bertugas

2. PENGANGKATAN KOMPLIKASI

>> Kriteria
- Pengangkatan sulit karena: Bentuk asal beban, tak beraturan, offset atau tinggi pusat grafiti. Beban perlu diputar, memakai 2 alat atau lebih
- Sentisif atau lokasi terbatas Kegiatan drilling dan Well Ops dengan metode normal
>> Kualifikasi minimum
- Harus dilakukan oleh Rigger kualifikasi ECITB (lv 3 / ekuivalen). Pelatihan Penyegarah disyaratkan dan kompetensinya disetujui oleh Penilai dari perusahaan
- Pengendalian Perencanaan:
- Lifting Plan tertulis oleh orang kompeten, di endors oleh Site Lifting Leader dan Onshore Engineer. Perlu Permit, dan Toolbox Talk
- Penilaian risiko: harus dilakukan, dan tindakan pengendalian di dokumentasi
- Supervisi: Oleh orang kompeten yg ditunjuk sesuai lifting plan, atau ‘Orang Kompeten’

3. PENGANGKATAN KOMPLEKS

>> Kriteria
- Salah satu dari 3 kategori ini, dg tambahan bahaya yg perlu pengoperasian khusus
- Pengangkatan tandem dengan 2 crane. Beban yang berat. Crane: sub-sea atau floating
- Pengangkatan diatas plant yg tidak terproteksi. Memerlukan engineering
>> Kualifikasi minimum
- Harus dilakukan oleh Rigger Kualifikasi ECITB (lv 3 / ekuivalen)
- Pelatihan Penyegarah disyaratkan dan kompetensi di verifikasi oleh Penguji D32/D33
>> Pengendalian Perencanaan:
- Lifting Plan tertulis dg masukan dari onshore engineer dan disetujui. Perlu permit, dan Toolbox Talk
- Penilaian risiko: harus dilakukan dan tindakan pengendalian di dokumentasi
- Supervisi: oleh Orang kompeten dan onshore engineering

RISK BASED INSPECTION

TUJUAN RBI
- Meningkatkan pengetahuan mengenai risiko pada pengoperasion aset
- Menurunkan biaya pemeriksaan (inspection) secara signifikan
- Meningkatkan kepercayaan akan integritas peralatan (equipment)
- Memperbaiki ketersediaan dan keandalan peralatan (equipment)
- Memperpanjang interval turnaround dan menurunkan durasi turnaround
- Menentukan lingkup skema pengujian yang tertulis
- Memilih teknik pemeriksaan yang tepat
- Pemenuhan pada regulatory approval

Untuk mendapatkan SKPP dan SKPI

- SKPP adalah Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan dari Ditjen Migas
- SKPI adalah Sertifkat Kelayakan Penggunaan Instalasi dari Ditjen Migas

PENYEBAB KEGAGALAN PERALATAN

- Mechanical failure
- Process upset
- Sabotase
- Unknown
- Design error
- Operational error
- Natural hazard

KEMAMPUAN RBI

- Mengevaluasi rencana pemeriksaan saat ini untuk menentukan skala priorotas pemeriksaan
- Mengavaluasi rencana kedepan dalam membuat keputusan
- Mengevaluasi perubahan sadar operasi yang berpengaruh pada integritas peralatan
- Menciptakan nilai ekonomi pada level optimum oleh karena penurunan risiko

DEFINISI RBI

- Suatu asesmen risiko dan proses manajemen yang fokus pada kerugian yang terkandung dalam peralatan bertekanan dalam suatu process plant oleh karena menurunnya kekuatan material (API 580)

KOMPONEN RBI

- Analisis Risiko
- Inspection (pemeriksaan)

PENERAPAN RBI DI INDUSTRI

- Analisis risiko dan pemeriksaan peralatan dilakukan secara individu
- Analisa dilakukan berdasarkan skenario kegagalan suatu peralatan bertekanan
- Pemeriksaan dilakukan pada daerah yang berpotensi untuk mengalami kegagalan
- Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan peralatan bantu yang memadai
- Pemeriksaan dilakukan oleh personil yang terlatih

Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Aspek dan Bahaya (Hazard and Aspect Identification, Assessment and Control- H&A-IAC)

Setiap Perusahaan memiliki komitmen untuk mengimplementasikan “Pernyataan Kebijakan SHE” melalui kegiatan Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Aspek dan Bahaya sebagai bagian dari Manajemen Resiko (Risk Management)

TUJUAN
- Mengidentifikasi bahaya-bahaya terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup di lingkungan kerja
- Melakukan penilaian terhadap masing-masing resiko yang telah diidentifikasi, dan jika diperlukan dilakukan penilaian secara kuantitatif
- Mengkaji kebutuhan pengendalian terhadap dampak hasil kegiatan
- Melakukan pengambilan keputusan terkait dengan pengendalian bahaya secara terukur

DEFINISI
- Environmental aspect: Bagian dari kegiatan perusahaan dan produk yang berinteraksi dengan lingkungan
- Environmental impact: Setiap perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang merugikan maupun menguntungkan yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan dan produk

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

- Manager bertanggung jawab untuk:
1. Memastikan bahwa manajemen resiko telah dilakukan terhadap seluruh kegiatan dan produk
2. Memberikan persetujuan bahwa bahaya dan resiko yang telah diidentifikasi, aspek dan dampak di lingkungan kerja yang menjadi kewenangannya, dan memastikan hal yang disetujui tersebut dikaji ulang (review) setiap dua tahun sekali
- Superintendent bertanggung jawab dalam pelaksanaan manajemen resiko di lingkungan kerja yang menjadi kewenangannya
- Supervisor bertanggung jawab untuk membantu superintendent dalam mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan bahaya dan resiko, termasuk juga aspek dan dampak terhadap lingkungan
- SHE Coordinator bertanggung jawab untuk memfasilitasi proses analisis H&A-IAC, memberikan masukan dalam perencanaan, mengusulkan teknikal kerja dalam manajemen resiko
- SHE Officer bertanggung jawab untuk membantu Manager dan atau superintendent dalam mengkaji ulang (review) bahaya dan resiko yang telah diidentifkasi maupun asepk-dampak terhadap lingkungan

METODE

Setiap Superintendent akan melakukan identifikasi SHE Hazard dan Aspek-Dampak  di lingkungan kerjanya. Metode yang digunakan diantaranya adalah
- Inspeksi visual terhadap lingkungan kerja dengan menggunakan H&A-IAC Form
- Konsultasi dengan pekerja
- Review Nearmiss, Accident, Injury, LPL dan data lainnya terkait dengan fasilitas
- Hasil-hasil studi seperti UKL UPL atau AMDAL
- Desain Peralatan, Manual atau instruksi pabrik, Diagram Alir Proses, SOP, dan data lainnya yang dapat membantu proses identifikasi bahaya dan dampak lingkungan

SOAL UAS IDENTIFIKASI BAHAYA 2013

1. Sebutkan 3 kegiatan tahapan drilling yang diterapkan dalam Management of Significant Aspect &  Monitoring of Impact?
- Pra drilling
- Selama drilling (pada saat produksi)
- Pasca drilling

2. Sebutkan 4 elemen dalan Lifting safety main fokus
?

- Lift & loose lift equipment integrity
- Lifting team competency
- Safety devices
- Procedures/standards/policy

3. Sebutkan 4 ketentuan bagi personel yang terlibat langsung dalam kegiatan lifting?

- Mempunyai sertifikat MIGAS/ DEPNAKER
- Lulus uji praktek kompetensi yang dilakukan oleh Perusahaan
- Crane dan peralatannya telah di sertifikasi (sesuai ketentuan pemerintah (minimum) – MIGAS/Dept. Tenaga Kerja
- Metode Lifting & Rigging telah ditentukan oleh personel kompeten

4. Sebutkan 3 kategori pengangkatan (lift)?

- Pengangkatan dasar/sederhana
- Pengangkatan komplikasi
- Pengangkatan kompleks

5. Sebutkan 5 Risk Management Process?

- Identifikasi resiko
- Analisa resiko
- Pengelolaan resiko
- Implementasi manajemen resiko
- Monitoring resiko

6. Apa yang dimaksud Critical Lift?

- Pengangkatan yang kritikal, beban yang diangkat diatas 10Ton atau pengangkatan dengan menggunakan 2 crane atau lebih dan pengangkatan material yang mahal harganya dan material lebar ukurannya yang kategorikan berbahaya
- Sebagai pengangkatan yang tidak umum atau hampir melebihi batas kemampuan crane atau tingkat kompetensi operatornya

7. Sebutkan 3 Jenis Ijin Kerja?
- Ijin Kerja Panas (Hot Work Permit)
- Ijin Kerja Dingin (Cold Work Permit)
- Excavation Permit
- Ijin Kerja Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry Permit)
- Radiography Permit
- Ijin Kerja Listrik (Electric Work Permit)
- Ijin Pengangkatan (Lifting Permit)
- Ijin bekerja diatas ketinggian
- Scaffolding permit

8. Pada pekerjaan Isolasi,  Sebutkan 3 pekerjaan yang berkaitan dengan Isolasi?

- Pekerjaan menghidupkan atau perbaikan peralatan listrik baru atau peralatan lama & battery charging (electrical work)
- Lock Out Tag Out
- Grounding, Bonding and Lightning

9. Pada keadaan darurat PTW (Permit to Work) status menjadi apa?

- Jikalau terjadi tanggap darurat dan Tanda Alarm berbunyi, kecuali diumumkan bahwa itu suatu latihan, maka SEMUA PTW secara otomatis DITANGGUHKAN (disfunction authorization)
- Area kerja harus dibuat seaman mungkin tanpa ada risiko terhadap pekerja
- Pekerja harus segera menuju muster points
- SEMUA isolasi masih harus terpasang (belum dicabut)
- Pekerjaan tidak dapat dilanjutkan sampai ada pengumuman bahwa keadaan telah aman dan pekerjaan dapat dilanjutkan

10. Fire Watcher harus ada pada pekerjaan apa?

>> Harus ada di setiap area dimana pekerjaan las dilakukan dan safety system telah dimatikan.
>> Harus sudah mengikuti pelatihan menanggapi kebakaran dan memastikan bahwa peralatan kebakaran tersedia dan siap pakai
>> Harus memastikan bahwa area diamana pekerjaan dilakukan tidak terdapat bahan-bahan mudah terbakar
>> Membunyikan alarm jika terjadi kebakaran atau ada emisi gas di area kerja
- Pengelasan, pemotongan dgn pembakaran
- Penggerindaan
- Penyolderan
- Penyemprotan dengan pasir (Blasting)
- Hot tapping pada jalur pipa or tanki
- Pemakaian alat-alat listrik dan lainnya yg menimbulkan bunga api
- Pemecahan dan pembobokan beton
- Pemakaian mesin yg dijalankan dgn kompressor
- Pemotretan memakai lampu atau alat-alat lain yg tidak tertutup rapat

Sabtu, 02 Februari 2013

FIRE LOSS PREVENTION

1. Pengertian proteksi passive dan active?
- Proteksi pasif : sistem perlindungan terhadap fasilitas atau peralatan untuk menahan pengaruh panas kebakaran, dipasang secara permanen dan dalam pengoperasiannya tidak memerlukan penggerak baik secara manual maupun otomatis
- Proteksi aktif : sistem perlindungan terhadap fasilitas atau peralatan untuk menahan pengaruh panas kebakaran, dipasang secara permanen atau tidak permanen dan dalam pengoperasiannya memerlukan penggerak baik secara manual maupun otomatis

2. Tujuan proteksi passive?
- Memperkecil dampak negatif operasi terhadap fasilitas yang berdekatan dan komunitas
- Memperkecil dampak negatif daerah operasi terhadap daerah non operasi
- Memperkecil potensi penyebaran api/ kebakaran antara unit atau peralatan
- Menyediakan akses/ jalan untuk pemeliharaan dan pemadaman kebakaran
- Mengurangi potensi kebakaran dengan pemisahan unit/ peralatan

3. Electrical classification?

Ada 2 Sistem pembagian area:
- Amerika /USA: Biasanya rujukannya API dan NFPA
+ Kelas (Gas, debu, serat) = Mengacu pada jenis material yang  dikelola
+ Divisi = Kemungkinan keberadaannya (material tersebut lepas ke udara)
+ Grup = Karakteristik materialnya (A, B, C, D, gasoline)
- British / UK: Rujukannya adalah BS dan IEC
+ Grup = Concern dari Industry
+ ZONE = Kemungkinan Keberadannya (material lepas ke udara)
+ SUBDIVISION = Karakteristik materialnya (A,B,C)

4. Pengertian flash point?
- Adalah temperature terendah pada saat dimana suatu liquid menghasilkan vapor yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dr campuran bahan bakar dan udara dan ignition. Gas yg bisa di ignite yg akhirnya akan bercampur dengan udara. Flash point akan meningkat dengan meningkatnya tekanan

5. Karakter loss prevention?
- Melakukan pengendalian secara “from cradle to grave”
- Menggunakan cara sistematik dari pada “trial and error”
- Memerlukan interaksi yang luas antara banyak disiplin ilmu
- Memiliki kekuatan meyakinkan manajemen

6. Pengendalian bahaya?
- Eliminasi, Subtitusi, Engineering control, Administrative control, APD

7. Metode bahaya proses?
- What-if , HAZOP, FTA, FMEA, QRA, Safety Review

8. Strategi HSE inherently safety design?
- Minimize (menggunakan jumlah material berbahaya sekecil mungkin)
- Subtitusi (menggantikan material yang berbahaya kepada yang tidak berbahaya)
- Moderate (menciptakan suatu kondisi sehingga material yang digunakan tidak berbahaya)
- Simplify (menghindarkan kompleksitas yang tidak perlu untuk menghindari terjadinya human error)

9. Aspek K3 drainase?
- Menyediakan cara yang aman untuk membuang secara cepat tumpahan/ bocoran minyak dan air pemadam ke tempat yang jauh tanpa menjalarkan api bila terjadi kebakaran
- Memperkecil kecepatan penguapan dan besarnya api dengan membatasi luas permukaan genangan minyak
- Meliputi: Perataan, pengaturan kemiringan dan pemadatan permukaan tanah, Bak penangkap (catchment basin), Saluran dan parit pembuangan, Daerah penampungan

10. Definisi standard and codes loss prevention?
- Code adalah suatu kumpulan prosedur yang terkait dengan regulasi  (regulations) dan peraturan (rules)
- Standard adalah suatu dokumen yang berisi kriteria untuk rancangan (design), konstruksi, instalasi, inspeksi, pengujian atau penggunaan peralatan, sistem atau prosedur

ACCIDENT INVESTIGATION

1. Pengertian penyelidikan insiden?
- Adalah suatu upaya sistematis yang bersifat teknis dan non teknis guna menjelaskan fakta-fakta dan keadaan yang berkaitan dengan penyebab dasar insiden, tindakan perbaikan dalam upaya  mencegah insiden serupa tidak terulang kembali sekaligus untuk menentukan besarnya kerugian yang ditimbulkan

2. Manfaat penyelidikan insiden?
- Identifikasi penyebab kegagalan sistem, sehingga dapat mencegah terjadinya INSIDEN di masa dating;
- Jaminan bahwa semua INSIDEN yang terjadi akan dilaporkan dan diinvestigasi;
- Pengurangan kejadian ulang INSIDEN yang sama;
- Dapat mengidentifikasi program yang diperlukan;
- Minimisasi kompensasi tuntutan melalui kontribusi pada program  perbaikan secara keseluruhan;
- Meningkatan waktu produksi (memperpanjang umur fasilitas) dan  menurunkan operating cost dengan mengendalikan losses akibat insiden;

3. Ruang lingkup penyelidikan insiden?
- Mencakup semua kasus insiden (kecelakaan, peledakan, kebakaran, pencemaran (tumpahan BBM/Non BBM/pelepasan vapor dalam jumlah yang besar), atau kejadian lainnya yang dipandang dapat mengganggu operasi dan kinerja/citra perusahaan, tanpa memandang berat atau ringannya kasus tersebut

4. Kegagalan penyelidikan insiden?
- Tidak menjangkau sampai ke akar permasalahan
- Rekomendasi tidak layak
- Tindak lanjut rekomendasi tidak layak

5. Isi laporan penyelidikan insiden?
- Identifikasi data:  waktu, tempat, unsur yang terlibat, jenis dan besarnya insiden
- Deskripsi kejadian: urutan kejadian sebelum, saat dan setelah kejadian, dan dampak yang terkait
- Potensi keparahan & kemungkinan terulangnya kejadian: menunjukkan pentingnya dilakukan penyelidikan dan prioritas tindakan perbaikan
- Analisa: penetapan intermediate causes (penyebab-penyebab langsung), basic causes (penyebab-penyebab dasar), dan elemen Sistem Pengendalian (HSE MS) yang tidak terpenuhi, serta analisanya
- Tindakan perbaikan: pengembangan alternatif untuk mengatasi atau mengurangi risiko yang sama
- Tindakan evaluasi: tindakan perbaikan untuk mengatasi penyebab kejadian

6. Penggunaan FTA?
- Tahap Design : FTA digunakan untuk membuka hidden failure modes yang diakibatkan oleh kombinasi equipment failures
- Tahap Operasi : FTA digunakan untuk memprediksi, mengidentifikasi dan mengevaluasi kombinasi kegagalan (equipment failures and human error) yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan (specific accident)
- Analisa Penyebab (Investigasi Insiden) : digunakan utk menelusur sebab-sebab insiden yang bisa dibuktikan dan mencari basic events yang relevan

7. Teori domino?
- Kelemahan kendali (lack of control)
- Penyebab dasar (basic causes)
- Penyebab langsung (immediate cause)
- Insiden (incident)
- Kerugian (loss)

8. Tujuan penyelidikan insiden menggunakan FTA?
- Untuk mengidentifikasi kombinasi dari equipment failure dan human error yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian yang tidak dikehendaki
- Untuk memprediksi kombinasi kejadian yang tidak dikehendaki, sehingga dapat dilakukan koreksi untuk meningkatkan product safety, memperkecil plant failure dan plant injuries

9. Apa yang harus dihindari dalam penyelidikan insiden?
- Terfokus hanya kepada personnel;
- Diarahkan keluar dari sistem;
- Menciptakan kerjasama yang lemah;
- Menghasilkan pemutar balikan fakta-fakta;
- Memperkuat usaha menutup-nutupi fakta;
- Bertendensi membuat karyawan memproteksi dirinya;
- Tidak menampilkan semua fakta yang ada;
- Tidak mengurangi kerusakan sistem;

10. Bagaimana penyelidikan insiden yang baik?

- Menentukkan fakta
  + Harus segera, sebelum situasi berubah
  + Mewawancarai pekerja yang cidera “Tanya mereka”
  + Wawancarai saksi terjadinya insiden kalo mereka kuatir katakana ini bukan mencari kesalahan, hanya pencegahan yang lain bisa cidera
  + Inspeksi tempat kejadian
  + Review prosedur kerja
  + Review latihan
- Menetukkan penyebab
- Membuat rekomendasi
- Mengkomunikasikan hasil