1. PRA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Pembebasan Tanah
- Lakukan negosiasi harga, termasuk pembersihan lahan untuk mendapatkan harga yang layak
- Pada saat negosiasi pembebasan tanah pihak negosiator dari KPSA harus melakukan; “ Kondur Awareness Campaign”. Bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwasanya dengan keberadaan Kondur masyarakat mendapat keuntungan finansial
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar
>> Indentifikasi Stakeholder Positioning (Mapping Stakeholder) disekitar lokasi drilling
- Kepala Desa
- Tokoh Masyarakat
- Pemuka Masyarakat
- Tokoh Pemuda
- Kelompok Pengajian Ibu-ibu/PKK
- LSM
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar
>> Identifikasi sumber daya/ potensi ekonomi masyarakat yang bisa dimanfaatkan
- Koperasi – KUD
- Hasil kebun
- Hasil industri Rumah Tangga. (Panganan kecil)
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar
>> Identifikasi konflik yang telah terjadi maupun yang belum terjadi;
- Konflik Horizontal antar sesama warga
- Konflik Vertikal antara warga dengan aparat desa
- Konflik dengan pihak Kondur Petroleum SA
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
>> Mengadakan pertemuan dengan masyarakat desa, untuk sosialisasi program drilling
F. Potensi perubahan lingkungan
>> Indentifikasi kondisi fisik lingkungan lokasi sekitar lokasi drilling +/- 300 M2
- Elevasi lokasi dibandingkan dengan rumah masyarakat di sekitar lokasi
- Tali air dan Sumber air
- Arah Angin
G. Peluang Kerja bagi masyarakat sekitar
>> Inventarisir posisi/ peluang kerja di drilling rig yang bisa diisi oleh Naker tempatan
H.Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran operasi drilling
>> Evaluasi system pengamanan di sekitar lokasi drilling
I. Contingency plan
>> Siapkan alat dokumentasi , Video Camera, Digital Camera, untuk mengantisipasi keadaan darurat, yang memerlukan visualisasi
2. SELAMA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Memantau perkembangan kondisi sosial masyarakat sekitar lokasi drilling
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar
- Tanggap terhadap keluhan-keluhan dari masyarakat terhadap:
1. Dampak dari kegiatan drilling
2. Pada saat terjadi klaim
3. Gugatan dari masyarakat
- Catatan: Jangan sesekali memberikan opini pada saat melakukan kontak dengan masyarakat
- Dengarkan saja apa yang mereka keluhkan
- Apabila memungkinkan gunakan voice recorder untuk merekam pembicaraan
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar
- Memberikan masukan-masukan kepada field manajemen secara berkala tentang kondisi dan situasi sosial yang ada dilapangan
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar
- Adakan pertemuan berkala dengan tokoh masyarakat untuk selalu membina hubungan baik
- Selalu bersikap sopan dan ramah kepada masyarakat sekitar
- Mengukur dan memantau tingkat kebisingan pada peralatan drilling - genset
- Mengontrol limbah Lumpur tidak masuk ke parit sekitar area pemboran
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
>> Selalu siap dengan alat dokumentasi pada saat kondisi darurat
F. Potensi perubahan lingkungan
>> Selalu berkordinasi dengan pihak terkait , Drilling, ELC, dan Security setiap ada perkembangan yang tidak normal
>> Keamanan, Ketertiban dan Kelancaran operasi drilling Memantau situasi dan kondisi disekitar lokasi drilling
3. PASCA DRILLING
A. Lokasi Peruntukan
>> Evaluasi kondisi lingkungan yang ada sekitar lokasi sumur
B. Komunikasi dan pendekatan kepada kelompok masyarakat sekitar
- Mengadakan pertemuan dengan masyarakat
- Membuat perhelatan kecil (syukuran), dalam rangka selesainya program drilling. untuk menunjukkan bahwasanya Kondur “ Datang Tampak Muka, Pergi Tampak Punggung”
C. Kesejahteraan masyarakat sekitar, Berikan cendera mata yang sederhana untuk tokoh masyarakat yang memberikan kontribusi sehingga terlaksananya pekerjaan drilling
D. Potensi konflik lingkungan masyarakat sekitar, Evaluasi kondisi fisik pasca drilling, apakah kelak ada potensi-potensi masalah lingkungan hidup yang diakibat oleh
- Lumpur drilling
- Instalasi pipa yang menganggu akses mobilitas masyarakat
- Jalan ke dan dari lokasi sumur yang menyebabkan terganggunya sistem tali air
E. Komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar
- Buat laporan resmi segera ke Kepala Desa, bahwa program drilling sudah selesai
F. Potensi perubahan lingkungan
- Lakukan kembali Indentifikasi ulang kondisi fisik lingkungan lokasi sekitar lokasi drilling +/- 300 M2
Kamis, 07 Februari 2013
CRANE OPERATOR
KETENTUAN UMUM
1. Telah berumur 23 tahun atau lebih
2. Secara Medis dinyatakan sehat untuk operasi crane, termasuk reflek:
- Mata: Tidak buta wana, memenuhi skala snellen 20/30 disatu mata dan 20/50 pada mata yang lain, dengan atau tanpa lensa bantu
- Telinga: Mampu mendengar dengan baik, dengan atau tanpa alat bantu
- Riwayat kesehatan: Tidak memiliki riwayat kesehatan yang dapat mengganggu kemampuan mengoperasikan crane
- Jika secara medis diwajibkan memakai alat bantu baca dan atau dengar, maka alat bantu harus selalu dipergunakan pada saat bekerja
3. Telah mengikuti pelatihan formal pengoperasian crane yang aman
4. Telah memiliki pengalaman terkait dengan operasi dan perawatan crane 3 tahun atau lebih
5. Mampu melaksanakan routine pre-use inspection
6. Memiliki Surat Izin operasi (SIO) oleh badan otoritas berwenang sesuai jenis crane atau kelas crane yang dioperasikan
7. jika mengemudikan mobil crane di jalan umum, maka harus memiliki Surat Izin Mengemudi oleh kepolisian sesuai jenis atau kelas crane yang dikemudikan
8. Telah mengikuti dan lulus pendidikan yang diperlukan sebagai profesional driver heavy vehicle, meliputi Devensife Drive Training dan Fatique Awareness Training
9. memiliki tambahan Surat Izin Operasi (SIO) khusus untuk Local Area Authority
10. Memiliki pengetahun dasar yang memadai tentang rigging, Standart Hand Signaling dan Komunikasi Radio Dua Arah
11. Telah mengetahui peraturan operasi dan SHE yang berlaku di Perusahaan
12. Telah mengikuti SHE Mandatory Training yang berlaku di Perusahaan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Setiap hari atau pergantian shift harus melakukan daily pre-use routine check sesuai check list dari pabrik atau yang dibuat perusahaan. Meliputi antara lain:
- Check bahwa automatic Safe load indicator telah diset dengan benar, yang meliputi: boom length, working Radius, Reeving, Berat Beban dll
- Check kesesuaian boom length dan working radius terhadap bacaan load indicator
- Check berat & ikatan counterweight
- Check fuel level and lubrication
- Check kondisi dan tekanan ban
- Check boom dan structure secara umum dari kerusakan
- Check wire rope, end connection, anchorage dari kerusakan
- Check bahwa air telah didrain dari semua tangki angina
- Check housekeeping – kesiapan pemadam kebakaran dan kebersihan crane dari fuel, rag, alat-alat kerja yang mudah terbakar atau mengganggu operasi
- Check operating pressure system pneumatic atau hydraulic
- Check semua fungsi gerakan dan perlengkapan safety untuk melihat bahwa semua alat telah berfungsi dengan benar
2. Memanaskan mesin dan memperhatikan kelaianan-kelainan yang terjadi
3. Melaporkan semua kerusakan atau temuan tidak aman kepada atasannya untuk perbaikan seperlunya, termasuk dukungan mekanik atau specialist terkait lainnya
4. Memastikan posisi crane dan outriger stabil dan aman untuk operasi, termasuk pemasangan plat, papan atau balok alas kerja yang diperlukan
5. Menetapkan tahap-tahap rencana pengangkatan dan memastikan beban yang diangkat tidak melebihi kapasitas maksimum crane pada semua kondisi pengangkatan
6. Memastikan dibawah crane tidak ada pipa, kabel atau fasilitas lain yang dapat rusak akibat operasi crane
7. Memastikan operasi crane bebas dari dan tidak membahayakan power line semisal kabel PLN
8. Jika harus beroperasi di dekat power line, maka kabel harus telah diisolasi terlebih dahulu
9. Idealnya Crane Operator setiap saat harus dapat melihat beban crane. Jika tidak, maka sesuai prosedu operasi harus dilaksanakan seusai perintah signalman
10. Terlibat aktif dalam risk Assesmant / JSA dan toolbox meeting termasuk penetapan langkah-langkah mitigasi dan petugas yang diperlukan sesuai rencana pengangkatan Dan tidak melaksanakan lifting operation sebelum semua mitigasi dan petugas terkait yang diperlukan benar-benar siap
11. Harus waspada penuh dan hati-hati, khususnya jika harus melintas pada medan yang tidak rata
12. Melaksanakan lifting operation sesuai ijin kerja dan local authority
13. Menghentikan operasi crane jika dirasa ada yang tidak aman atau keluar dari rencana pengangkatan yang telah disepakati
14. Tetap berada di lokasi crane (tidak meninggalkan lokasi pelayanan) jika mesin crane masih hidup dan atau masih ada beban yang tergantung
15. Menjaga kondisi crane dan tidak melakukan perubahan yang dapat memberikan pengaruh buruk
16. Mengisi buku laporan harian pengoperasian Crane
17. Mentaati peraturan operasi dan SHE terkait
1. Telah berumur 23 tahun atau lebih
2. Secara Medis dinyatakan sehat untuk operasi crane, termasuk reflek:
- Mata: Tidak buta wana, memenuhi skala snellen 20/30 disatu mata dan 20/50 pada mata yang lain, dengan atau tanpa lensa bantu
- Telinga: Mampu mendengar dengan baik, dengan atau tanpa alat bantu
- Riwayat kesehatan: Tidak memiliki riwayat kesehatan yang dapat mengganggu kemampuan mengoperasikan crane
- Jika secara medis diwajibkan memakai alat bantu baca dan atau dengar, maka alat bantu harus selalu dipergunakan pada saat bekerja
3. Telah mengikuti pelatihan formal pengoperasian crane yang aman
4. Telah memiliki pengalaman terkait dengan operasi dan perawatan crane 3 tahun atau lebih
5. Mampu melaksanakan routine pre-use inspection
6. Memiliki Surat Izin operasi (SIO) oleh badan otoritas berwenang sesuai jenis crane atau kelas crane yang dioperasikan
7. jika mengemudikan mobil crane di jalan umum, maka harus memiliki Surat Izin Mengemudi oleh kepolisian sesuai jenis atau kelas crane yang dikemudikan
8. Telah mengikuti dan lulus pendidikan yang diperlukan sebagai profesional driver heavy vehicle, meliputi Devensife Drive Training dan Fatique Awareness Training
9. memiliki tambahan Surat Izin Operasi (SIO) khusus untuk Local Area Authority
10. Memiliki pengetahun dasar yang memadai tentang rigging, Standart Hand Signaling dan Komunikasi Radio Dua Arah
11. Telah mengetahui peraturan operasi dan SHE yang berlaku di Perusahaan
12. Telah mengikuti SHE Mandatory Training yang berlaku di Perusahaan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Setiap hari atau pergantian shift harus melakukan daily pre-use routine check sesuai check list dari pabrik atau yang dibuat perusahaan. Meliputi antara lain:
- Check bahwa automatic Safe load indicator telah diset dengan benar, yang meliputi: boom length, working Radius, Reeving, Berat Beban dll
- Check kesesuaian boom length dan working radius terhadap bacaan load indicator
- Check berat & ikatan counterweight
- Check fuel level and lubrication
- Check kondisi dan tekanan ban
- Check boom dan structure secara umum dari kerusakan
- Check wire rope, end connection, anchorage dari kerusakan
- Check bahwa air telah didrain dari semua tangki angina
- Check housekeeping – kesiapan pemadam kebakaran dan kebersihan crane dari fuel, rag, alat-alat kerja yang mudah terbakar atau mengganggu operasi
- Check operating pressure system pneumatic atau hydraulic
- Check semua fungsi gerakan dan perlengkapan safety untuk melihat bahwa semua alat telah berfungsi dengan benar
2. Memanaskan mesin dan memperhatikan kelaianan-kelainan yang terjadi
3. Melaporkan semua kerusakan atau temuan tidak aman kepada atasannya untuk perbaikan seperlunya, termasuk dukungan mekanik atau specialist terkait lainnya
4. Memastikan posisi crane dan outriger stabil dan aman untuk operasi, termasuk pemasangan plat, papan atau balok alas kerja yang diperlukan
5. Menetapkan tahap-tahap rencana pengangkatan dan memastikan beban yang diangkat tidak melebihi kapasitas maksimum crane pada semua kondisi pengangkatan
6. Memastikan dibawah crane tidak ada pipa, kabel atau fasilitas lain yang dapat rusak akibat operasi crane
7. Memastikan operasi crane bebas dari dan tidak membahayakan power line semisal kabel PLN
8. Jika harus beroperasi di dekat power line, maka kabel harus telah diisolasi terlebih dahulu
9. Idealnya Crane Operator setiap saat harus dapat melihat beban crane. Jika tidak, maka sesuai prosedu operasi harus dilaksanakan seusai perintah signalman
10. Terlibat aktif dalam risk Assesmant / JSA dan toolbox meeting termasuk penetapan langkah-langkah mitigasi dan petugas yang diperlukan sesuai rencana pengangkatan Dan tidak melaksanakan lifting operation sebelum semua mitigasi dan petugas terkait yang diperlukan benar-benar siap
11. Harus waspada penuh dan hati-hati, khususnya jika harus melintas pada medan yang tidak rata
12. Melaksanakan lifting operation sesuai ijin kerja dan local authority
13. Menghentikan operasi crane jika dirasa ada yang tidak aman atau keluar dari rencana pengangkatan yang telah disepakati
14. Tetap berada di lokasi crane (tidak meninggalkan lokasi pelayanan) jika mesin crane masih hidup dan atau masih ada beban yang tergantung
15. Menjaga kondisi crane dan tidak melakukan perubahan yang dapat memberikan pengaruh buruk
16. Mengisi buku laporan harian pengoperasian Crane
17. Mentaati peraturan operasi dan SHE terkait
Langganan:
Postingan (Atom)